News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Beberapa Jam Sebelum Dengar Kabar M Prakosa Wafat, Megawati Cerita Ke Hasto soal Pohon Pemberian

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto memimpin prosesi pemakaman jenazah M Prakosa, Selasa (24/1/2023).

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Kabar wafatnya M Prakosa diterima oleh Ketua Umum DPP PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ketika sedang berada di Bali melaksanakan tugas.

Saat itu, entah kenapa Megawati tiba-tiba mengingat M Prakosa, termasuk pohon Saninten yang dulu pernah diberikannya.

Hasto menceritakan hal itu saat menyampaikan sepatah kata pada  proses pemakaman M Prakosa di Bantul, Yogyakarta, Selasa (24/1/2023).

Saat itu, Hasto bercerita ditelepon oleh Menlu RI Retno Marsudi pada 17 Januari 20223 yang mengabarkan Dubes Indonesia di Italia M Prakosa meninggal dunia.

“Tanggal 17 Januari 2023, Ibu Mega saat itu sedang berada di Bali, saya mendapat telepon itu mengabarkan Bapak Muhammad Prakosa dipanggil Tuhan yang Maha Kuasa,” kata Hasto.

Baca juga: Pemakaman M Prakosa, PDIP Beri Penghormatan Terakhir

“Saya mendapat informasi itu jam 5 sore waktu Bali. Siangnya sekitar jam 11.30 itu, saya mendampingi Ibu Mega, waktu di Bali beliau ini merawat tanaman sambil berkontemplasi. Tiba-tiba Ibu Mega menunjukkan sebuah pohon, itu pohon dari Prakosa, kata Ibu Mega,” tambah Hasto.

Baginya ada ikatan mata hati yang kuat antara seorang Prakoso dengan Megawati. Apalagi keduanya memang sama-sama sosok yang mencintai alam.

“Karena dialog antara Ibu Mega dan Pak Prakosa ini penuh diwarnai dengan dialog dari mata hati. Dialog untuk mencintai alam, mencintai bumi pertiwi. Dan dengan Bapak Muhammad Prakosa, Ibu Mega betul-betul mendapat teman sejawat,” kata Hasto.

Hasto mengatakan bila saat ini PDIP gencar mendorong Gerakan Merawat Bumi, maka itu tak lain adalah hasil dari kesatupaduan kepemimpinan Megawati sebagai ketua umum dan almarhum M Prakosa.

“Ini kemudian mampu membangun suatu kultur untuk mencintai lingkungan,” imbuh Hasto.

Dia lalu menyampaikan pesan dari Megawati untuk keluarga Almarhum Prakosa.

“Kepada keluarga yang ditinggal, pesan Ibu Mega janganlah bersedih karena Pak Prakosa telah memberikan dedikasi yang terbaik. Dan alam telah menjadi saksi dengan Gerhan, Gerakan Penghijauan, yang telah beliau canangkan ketika menjadi Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup, telah menghasilkan oksigen bagi kehidupan, telah menggerakkan anak-anak bangsa untuk mencintai lingkungan, membersihkan sungai, menyelamatkan mata air kehidupan dan itulah jasa dari Bapak Muhammad Prakosa,” urai Hasto.

Hasto sendiri tak dapat menahan sedihnya dan dengan suara bergetar penuh kesedihan, mengucapkan selamat jalan untuk Prakosa, yang juga dikenal sebagai sahabatnya itu.

Dia menyebutkan seluruh kader PDIP telah bergotong royong, khususnya DPC PDI Perjuangan Kota Bantul dengan menggelar prosesi pemakaman dengan penuh penghormatan terhadap Almarhum M Prakosa.

Untuk diketahui, Hasto Kristiyanto hadir mewakili Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan jajaran keluarga besar partai, pada Selasa (24/1/2023), untuk melepas jenazah Prakosa, yang terakhir menjabat sebagai Dubes RI di Italia.

Jenazah disemayamkan di rumah duka, Pedukuhan Gresik, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipura, Bantul. Pemakaman masih berada di dekat lokasi tersebut.

Dalam prosesi itu, Dirjen Amerika dan Eropa Kementerian Luar Negeri Umar Hadi mengatakan pihaknya mengenang Prakosa sebagai sosok sederhana, bersahaja, dan sangat setia dalam melaksanakan tugas demi bangsa dan negara.

“Almarhum telah banyak berjasa bagi negara, bangsa, dan bagi rakyat Indonesia. Kehidupan almarhum telah membawa banyak manfaat bagi orang banyak. Almarhum dikenal memiliki integritas tinggi, pemikir, membumj, dan seorang yang sangat bersahaja. Kita mengenang jasa beliau dalam berbagai tugas negara yang diembannya,” kata Umar Hadi di depan khalayak saat prosesi pemakaman.

Dirjen Planologi Kehutanan dan Lingkungan Hidup Kemenhut dan LH, Ruandha Agung Suardiman, mengatakan Almarhum Prakosa adalah salah satu putra terbaik bangsa.

Almarhum Prakosa pernah menjabat Menteri Kehutanan di 2001-2004, yakni masa-masa yang paling sulit.

“Periode 2001-2004 itu adalah periode berat karena harus mengawali reformasi kehutanan. Dan di masa kepemimpinannya itulah dasar reformasi kehutanan. Kami sangat berbelasungkawa dan berduka mendalam atas meninggalnya almarhum, serta terima kasih atas pengabdian terbaik almarhum bagi bangsa dan negara,” kata Ruandha.

Profil Singkat

M Prakosa meninggal dunia di Roma, Italia, pada 17 Januari lalu.

Jenazahnya lalu dibawa dengan pesawat ke Indonesia, dan tiba pada 23 Januari.

M Prakosa lahir di Yogyakarta, 4 Maret 1960,  sempat menghabiskan masa kecilnya di Jayapura, Papua, mengikuti penugasan orang tuanya sebagai PNS.

Seusai menamatkan sekolah di Yogyakarta, almarhum menempuh pendidikan tinggi di UGM Yogyakarta, jurusan kehutanan.

Lalu di University of Tennessee dan Berkeley University di Amerika Serikat.

Gelar doktor bidang resource and economic policy diraihnya dari kampus yang disebut terakhir tersebut.

Pada tahun 1999, Presiden RI Abdurrahman Wahid menunjuknya menjadi Menteri Pertanian.

Lalu pada tahun 2001, Presiden Megawati Soekarnoputri menunjuknya sebagai Menteri Kehutanan, dan dikenal berprestasi dalam berusaha membasmi jejaring illegal logging yang merusak hutan Indonesia.

Pada 2005, Prakosa menjadi pengurus pusat partai dan mengepalai Badan Penelitian dan Pengembangan PDIP.

Pada Pemilu 2009, Prakosa terpilih menjadi anggota DPR dari Dapil Jateng IX dan kembali terpilih pada periode 2014-2019 dan periode 2019-2024.

Pada Februari 2021, Presiden Joko Widodo menominasikan Prakosa agar menjadi Dubes RI untuk Italia.

Pada November 2021, almarhum mengambil sumpah jabatan sebagai duta besar. Tugas itu diembannya hingga akhir hayatnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini