TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Forum Cendekiawan Melanesia Republik Indonesia (FORKAMRI), Albert Hama menilai KPK harus mengutamakan kesehatan Gubernur Papua non aktif Lukas Enembe di tengah proses hukum yang sedang berjalan.
Apalagi informasi terakhir kondisi kesehatan Lukas Enembe perlu perhatian serius karena masalah ginjal yang makin parah atau akut.
"Kami monitor melalui berbagai pemberitaan melalui informasi dari pihak dokter kalau Pa Lukas harus diambil tindakan cuci darah itu artinya kondisi sakit Pa Lukas sedang sangat serius. Maka tentu saja situasi ini tidak boleh dianggap main-main. KPK harus utamakan kesehatan. Itu dulu yang paling penting saat ini," ungkap Albert kepada wartawan di Jakarta, Minggu (29/1/2023).
Menurut Albert, kondisi tersebut makin jelas saat pemeriksaan di KPK terhadap Lukas pada hari Jumat lalu (27/1) saat Lukas mendatangi KPK menggunakan kursi roda dan mengenakan sarung.
"Ini artinya memang beliau sakit. Tidak ada tafsiran lain. Apalagi beliau memakai sarung. Itu karena apa, kalau bukan karena sakit. Dan kami memang dapat informasi kalau untuk ganti baju dan celana saja beliau susah, mungkin akan lebih mudah dengan kenakan sarung saja," ucap Albert.
Baca juga: KPK Sebut Lukas Enembe Tolak Cek Kesehatan di RSPAD, Maunya ke Singapura
Ia tegaskan dengan memaksakan proses hukum yang saat ini sudah berjalan, KPK tentu tidak akan maksimal karena kondisi Lukas Enembe sedang sakit.
"Bagaimana mungkin KPK bisa memperoleh keterangan yang utuh dari Pa Lukas sementara kondisi yang bersangkutan tidak prima? Kan sama saja sia-sia. Maka akan lebih baik jika utamakan dulu kesehatan beliau baru bicara penegakan hukum," sambung Albert yang sangat mendukung langkah kuasa hukum untuk meminta penangguhan penahanan terhadap Lukas Enembe.
Baca juga: Keluarga Minta RSPAD dan IDI Sampaikan Kondisi Obyektif Kesehatan Lukas Enembe
"Sekali lagi atas dasar kemanusiaan melihat kondisi Pa Lukas yang sakit ini masyarakat juga kasihan, sedih karena perlakuan seperti ini. Sudah sakit, tangan diborgol, ditahan pula yang tentu saja tidak malah membuat Pa Lukas makin sehat tapi bisa makin terpuruk. Kami tidak ingin terjadi apa-apa terhadap Pa Lukas karena proses penahanan yang seperti ini," kata Albert.
Tanggapan Pihak Keluarga
Sebelumnya, pihak keluarga Lukas Enembe meminta Dokter RSPAD Jakarta dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan secara obyektif kondisi kesehatan yang dialami Gubernur Papua non aktif Lukas Enembe.
Hal tersebut menurut pihak keluarga sangat penting untuk memastikan kondisi kesehatan Lukas Enembe kepada publik.
Juga agar keluarga bisa memantau perkembangan dari waktu ke waktu kondisi kesehatan Lukas Enembe.
Apalagi sejak tanggal 10 Januari lalu Lukas Enembe sudah tidak berada di bawah pengawasan keluarga dan dokter pribadi yang selama ini menanganinya.
Baca juga: KPK Telisik Dugaan Penggunaan Dana Otsus Papua oleh Lukas Enembe untuk Main Judi
Demikian dikemukakan Elius Enembe, adik kandung Lukas Enembe, dalam keterangannya kepada wartawan di Jakarta, Rabu (25/1/2023).