Ia pun menyebut adanya aturan maskapai yang membatasi pramugari memakai jilbab itu menimbulkan keresahan.
Sebab, kata Andre, di kehidupan sehari-hari, di luar tugas sebagai awak kabin, para pramugari tersebut menutup auratnya dengan berjilbab.
Oleh karena itu, Andre Rosiade meminta Dirut PT Garuda Indonesia beserta jajarannya segera mengevaluasi peraturan tersebut.
"Saya mengusulkan kepada Garuda, meski Gerindra bukan partai Islam, Gerindra memahami aspirasi masyarakat Indonesia yang mayoritas beragama Islam. Kami ingin memperjuangkan, meminta Pak Dirut beserta jajaran untuk mengevaluasi aturan bagaimana tata cara berpakaian busana muslim bagi awak kabin yang ingin melaksanakan kewajibannya sebagai umat Islam menutup aurat dengan memakai jilbab," kata Andre.
Baca juga: Wapres Sebut Aneh jika Ada Larangan Penggunaan Jilbab bagi Pramugari
"Citilink bisa, kenapa Garuda tidak. Maskapai swasta yang lain juga bisa, kenapa Garuda tidak. Tinggal kebijakan Pak Dirut dan jajarannya. Itu aspirasi dari umat Islam yang ada di Garuda," tambahnya.
Larangan pemakaian jilbab bagi pramugari Garuda Indonesia itu kemudian juga mendapat perhatian Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin.
Mantan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) itu menilai larangan mengenakan jilbab bagi pramugari Garuda Indonesia itu sesuatu yang aneh.
"Kalau ada larangan berjilbab, agak aneh, barangkali. Saya nggak cek, perlu diteliti itu," kata Ma'ruf Amin di Yogyakarta, Sabtu (4/2/2023).
Ma'ruf menyebut saat ini sudah tidak ada instansi negara maupun perusahaan pelat merah yang melarang penggunaan jilbab.
"Sampai sekarang ini enggak ada larangan berjilbab, itu nggak ada. Bukan lagi di polisi, di tentara juga sudah orang berjilbab dan di mana-mana, perguruan tinggi, di mana-mana," kata Ma'ruf Amin.