TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para korban dugaan investasi bodong robot trading Auto Trade Gold (ATG) terus berjatuhan. Penyesalan mendalam pun muncul tak berkesudahan, karena uang ratusan juta yang mereka investasikan tak jelas jejaknya.
Para korban investasi abal-abal ini sudah mencoba mencari keadilan, termasuk membuat laporan ke polisi. Namun, mereka gusar lantaran laporan polisi yang mereka buat hingga kini terkesan masih jalan di tempat.
Roy Shakti, seorang influencer yang mendampingi salah satu korban kasus robot trading ATG bernama Jansen Pusung mengatakan laporan yang dibuat di Bareskrim Polri hingga kini belum naik ke penyidikan.
Padahal, menurutnya banyak kasus serupa seperti Binomo, Farenheit dan lain sebagainya yang sudah menunjukan progres yang siginifikan.
"Kasus ini sudah masuk (dilaporkan) dari Januari 2022 di Bareskrim Polri. Sampai saat ini masih lidik belum sidik. Kemarin ketemu korban kayak dipersulit enggak ada progres yang berarti," kata Roy.
Roy menceritakan awal mula korban bisa tertarik untuk berinvestasi melalui aplikasi robot trading tersebut. Mereka menggunakan sistem mulilevel marketing (MLM) dalam menjaring para korbannya.
Menurut Roy, para korban dijanjikan akan menerima keuntungan hingga 20 persen perbulan.
"Ini kan robot trading ATG auto trade gold, bisnis ini menyediakan layanan berinvestasi melalui robot. Pemiliknya Wahyu Kenzo, mereka memasarkan robot dengan cara MLM, kemudian profit bisa 1 persen perhari hingga 20 persen perbulan," ucap Roy.
Baca juga: Reza Paten Sakit setelah Jadi Tersangka Robot Trading Net89, Kuasa Hukum: Mungkin Stres
Awalnya, member yang berkisar 300 ribu orang ini bisa mendapatkan keuntungan tersebut sejak 2020.
Namun, hingga akhirnya pada Januari 2022, korban tidak bisa mengambil uang yang mereka investasikan.
"Dana investasi minumum, ada level-levelnya, paling rendah kalau tidak salah 1.000 dollar atau sekitar Rp15 juta, paling tinggi 50 ribu dollar. Kalau member lama enggak (levelnya)," ungkap Roy.
Baca juga: Korban Investasi Bodong Terus Berjatuhan, Praktisi: Karena Banyak Orang Ingin Kaya Mendadak!
"Yang lucu robot trading masih berjalan kalau kita lihat di aplikasi Meta Trader, di aplikasi itu masih berjalan tapi tidak bisa di witdraw (diambil)," sambungnya.
Kepada Tribun Network, salah satu korban trending ATG Joseph mengungkapkan awal mula dirinya 'terjerat' dalam pusaran trending ATG.
Dia mengaku pada September 2021, dia diajak oleh rekannya untuk bergabung trending ATG.Apalagi, Joseph menyebut dirinya sempat mencari tahu asal usul trending ATG sebelum memutuskan bergabung.