TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto yang telah tegas menolak berkoalisi dengan partai politik (parpol) yang mengusung Anies Baswedan menjadi calon presiden (capres) 2024 menuai sorotan. Tak terkecuali dari Partai NasDem.
Wakil Ketua Umum Partai NasDem, Ahmad Ali menyampaikan bahwa NasDem, PKS dan Demokrat yang tergabung dalam Koalisi Perubahan pun tidak punya rencana untuk mengajak PDIP bergabung mendukung Anies Baswedan.
"Kalau kemudian PDIP tidak ingin berkoalisi dengan kita. Ya, kita tidak punya rencana untuk mengajak PDIP (dukung Anies Baswedan, Red)," ujar Ali saat dikonfirmasi, Sabtu (25/2/2023).
Ali menuturkan bahwa koalisi perubahan tidak perlu mengajak PDIP karena telah memenuhi ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden (presidential threshold) sebesar 20 persen.
"Alhamdulillah sih sampai hari ini syarat untuk mencapreskan Anies itu sudah terpenuhi ya. Artinya Demokrat, NasDem dan PKS itu sudah memenuhi presidential threshold," jelas Ali.
Lebih lanjut, Ali menambahkan bahwa dukungan capres maupun cawapres merupakan hal dari setiap parpol.
Dia pun tidak mau mencampuri urusan partai lain soal dukungan di Pilpres 2024.
"Jadi itu tidak masalah menurut saya. Syarat untuk berkoalisi itu kan hak partai masing-masing, hak daripada partai masing-masing untuk melakukan hal itu. Kita tidak boleh mencampuri itu," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan partainya tidak akan berkoalisi dengan partai NasDem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Pilpres 2024.
Hasto mengatakan PDIP tak mau berkoalisi dengan tiga partai politik (parpol) yang akan mengusung Anies Baswedan.
Terlebih, dia menyebut bahwa Anies disebut-sebut sebagai antitesis dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"(Kami akan) bergabung dengan koalisi yang tidak mengusung antitesa Pak Jokowi sehingga kami jelas berbeda dengan NasDem, Demokrat, PKS yang telah mengusung Bapak Anies Baswedan," kata Hasto di Sekolah Partai PDIP, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Kamis (23/2/2023).
Dia menuturkan PDIP akan berkoalisi dengan parpol yang memiliki semangat gotong royong.
Baca juga: Balas Hasto Kristiyanto, NasDem: Kami Berkoalisi Bukan Karena PDIP, Tapi Faktor Jokowi
"Kami akan bekerja sama dengan partai-partai lain dan kemudian mendorong semangat gotong royong. Itu tinggal nanti dialognya siapa capres dan cawapres karena PDIP adalah pemenang Pemilu," ujar Hasto.
Hasto menuturkan PDIP tak mungkin dengan koalisi yang akan mengusung Anies lantaran memiliki rekam jejak yang tak senafas dengan partainya.
Dia menambahkan jika Anies tak melanjutkan kebijakan Presiden Jokowi saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
"Dari gubernur ya saja sudah antitesa, banyak kebijakan Pak jokowi yang tidak dilanjutkan apalagi nanti kebijakan-kebijakan untuk yang lebih besar karena politik ini dimulai dari hal yang lebih kecil," imbuhnya.