TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainuddin Amali resmi membentuk Kelompok Kerja (Pokja) Tim Koordinasi Nasional Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan.
Pokja tersebut dibentuk melalui Kepmen Nomor 23 Tahun 2023 yang ditetapkan akhir Februari lalu. Pokja yang terdiri lebih dari 80 pihak ini diketuai oleh Deputi Pengembangan Pemuda Kementerian Pemuda dan Olahraga Prof Asrorun Niam Sholeh.
Baca juga: Jokowi: Surat Pengunduran Diri Menpora Zainudin Amali Belum Diterima Sekretariat Negara
Pokja ini merupakan amanat Perpres No. 43 Tahun 2022 tentang Koordinasi Strategis Lintas Sektor Penyelenggaraan Pelayanan Kepemudaan.
Dalam sambutan pada kick-off forum Youth 20 (Y20) lalu, Menpora Zainuddin Amali menekankan bahwa para pemuda Indonesia memainkan peran yang vital dalam perjuangan mencapai kemerdekaan.
Mulai dari pembentukan organisasi kepemudaan yang menandai partisipasi pemuda dalam panggung politik, hingga perancangan dan pelaksanaan Sumpah Pemuda.
“Saya percaya bahwa para pemimpin masa depan kita, yakni para pemuda, memiliki banyak pemikiran dan ide kreatif yang akan membantu mereka dalam bertumbuh, berkembang, dan bertahan dalam situasi sulit, misalnya seperti pandemi. Dibentuknya Pokja ini diharapkan dapat memfasilitasi koordinasi nasional berbagai pelayanan kepemudaan,” kata Menpora.
Adapun Merial Institute, Lembaga Think Tank Kepemudaan yang berfokus untuk mendorong implementasi Perpres yang ditandatangani Presiden Jokowi sejak tahun 2017 dan penyempurnaannya tahun 2022, kembali menjadi bagian dari Pokja Kemenpora tahun 2023 setelah tahun-tahun sebelumnya konsisten berkontribusi pada pembangunan pemuda menuju Indonesia Emas 2045.
Baca juga: Sekjen PPK Kosgoro 1957 Puji Sikap Menpora Amali Pasca-Terpilih Jadi Wakil Ketua Umum PSSI
Direktur Eksekutif Merial Institute M. Arief Rosyid Hasan menyampaikan ucapan terimakasih kepada Presiden Jokowi dan Menpora Zainuddin Amali yang telah memberikan kepercayaan dan senantiasa memberikan ruang bagi Merial Institute menjadi bagian dari inisiatif-inisiatif Kemenpora dalam bidang kepemudaan.
"Adanya Pokja yang baru-baru ini diresmikan menegaskan komitmen Pemerintah untuk meningkatkan berbagai program kepemudaan dari hulu ke hilir, mulai dari kebijakan hingga program pemberdayaan pemuda," kata dia.
Aktivis milenial yang juga menjabat sebagai Ketua Umum PB HMI periode 2013-2015 ini juga mengatakan bahwa riset data dan partisipasi pemuda merupakan bagian integral dari suksesnya program-program kepemudaan di Indonesia.
“Selama beberapa tahun belakangan ini, berbagai Kementerian/Lembaga sudah semakin menaruh perhatian pada pemuda dengan mendorong program-program yang melibatkan pemuda. Namun demikian, dalam penyusunan programnya, diperlukan riset data yang menyeluruh serta tingkat partisipasi pemuda yang lebih tinggi guna pencapaian dan evaluasi program yang dapat semakin terukur,” ucap Arief.
Baca juga: Ini Empat Kriteria Calon Menpora Pengganti Amali Menurut Pengamat
Sebagai salah satu pemuda yang dipilih dari non-kementerian, Arief percaya bahwa keterwakilan lembaga masyarakat dalam Pokja menjadi penting untuk memperjuangkan aspirasi pemuda.
“Di antara begitu banyaknya ide tentang pemuda, jangan sampai pemuda hanya dijadikan objek dari narasi-narasi yang sering kita dengar. "
"Agar semua narasi itu menjadi konkrit, ketika bicara soal pemuda, kita harus menempatkannya sebagai subjek yang ikut duduk dan diberikan ruang untuk berpartisipasi, bahkan sampai tahap pembuatan kebijakan, atau sering kita kenal dengan istilah participatory policy making Merial Institute siap untuk melanjutkan komitmen dalam mendukung pemerintah, salah satunya melalui Kemenpora, untuk mendorong partisipasi dan kepemimpinan pemuda dalam berbagai bentuk,” tambah Arief yang saat ini menjabat sebagai Komisaris Independen BSI.