Laporan wartawan Tribunnews, Ibriza Fasti Ifhami
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Nia (30), seorang warga yang selamat dari insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang, Jakarta Utara.
Saat ditemui di tenda pengungsian di Kantor Palang Merah Indonesia (PMI) Jakarta Utara, ia membagikah kisahnya bisa selamat dari kobaran api.
Saat tahu kebakaran terjadi, ia lansung mengevakuasi diri di tengah menyengatnya bau bensin.
Ia menjelaskan, dampak dari bau bensin, membuatnya harus diuap di rumah sakit terdekat.
"Karena bau bensin, pernapasan enggak enak. Saya sampai diuap. Tenggorokan pahit. Mulut sudah kayak bau bensin semua," kata Nia, saat ditemui, Selasa (7/3/2023).
Ia menungkapkan, saat ingin minum harus berkumur-kumur terlebih dahulu.
Baca juga: Hibur Anak-anak Korban Kebakaran Depo Plumpang, Kak Seto: Mereka Butuh Makanan Bergizi
"Kita mau minum saja sampai harus kumur-kumur dulu. Kalau kita telat mungkin pingsan karena baunya," sambungnya.
Nia mengatakan, ia dan keluarganya yang paling awal mengevakuasi diri dari kawasan rumahnya.
"Kita paling awal evakuasi. Begitu petir menyambar itu langsung bau bensin. Lampu langsung padam. Kejadian malam habis Isya," jelasnya.
Nia beserta keluarganya mengevakuasi diri sebelum terjadi ledakan dari Depo Pertamina itu.
Baca juga: Pertamina Respons Isu Beri Rp10 Juta ke Korban Kebakaran Depo Plumpang Agar Tak Ajukan Gugatan
Ia menjelaskan, saat melakukan evakuasi, banyak warga yang tidak ikut mengevakuasi diri, melainkan hanya memerhatikan ia dan keluarganya saja yang berlari sekencang-kencangnya.
Menurutnya, banyak warga yang berpikir kejadian malam itu tak akan berdampak parah, seperti insiden kebakaran Depo Pertamina Plumpang pada 2009 silam.
"Banyak yang jadi korban itu yang lari belakangan. Pada santai aja, karena berpikir dulu pernah kejadian tapi enggak parah. Ternyata ini separah ini," ungkap Nia.