TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Agama (Kemenag) bekerja sama dengan peneliti Universitas Indonesia untuk menyusun rencana pelayanan jemaah haji lansia tahun 2023/1444 H.
Pada tahun ini, lebih dari 64 ribu jemaah haji lansia akan diberangkatkan ke tanah suci dalam penyelenggaraan haji 2023.
Lebih dari 64 ribu jemaah lansia tersebut merupakan jemaah yang tertunda keberangkatannya pada tahun 2020 dan 2021.
Diketahui, jumlah ini lebih banyak dibandingkan dengan jemaah lansia tahun sebelumnya.
Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama bersama peneliti maupun Executive Secretary Centre for Ageing Studies (CAS) Universitas Indonesia, Vita Priantina Dewi, menyusun skema mitigasi layanan jemaah haji.
Baca juga: Kemenag Ajukan Penambahan Layanan Imigrasi Fast Track Haji Selain di Jakarta
Vita pun mengusulkan desain pelayanan jemahaan haji lansia yang mengacu pada Aging in Place Technology Watch Tahun 2010.
1. Hotel/asrama haji, yaitu penginapan jemaah haji yang dapat mengakomodir aktivitas lansia dengan menyediakan ruang terbuka, jalan yang melandai, serta akses evakuasi yang mudah.
2. Komunikasi dan informasi, yaitu membangun komunikasi yang efektif dengan lansia yang sudah mengalami penurunan fungsi penglihatan.
3. Keamanan dan keselamatan, yaitu menyediakan keamanan umum dan pelayanan gawat darurat bagi lansia sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya kecelakaan.
4. Kesehatan dan kesejahteraan, yaitu pendampingan jemaah haji lansia baik untuk aspek kesehatan, mental maupun spiritual. Contohnya, dengan menyediakan makanan yang baik serta menghadirkan perawat, ahli gizi, dokter spesialis geriatri, dokter gigi, psikolog, dan visitasi oleh ketua kloter dan petugas.
5. Fasilitas dan program pelibatan jemaah haji, yaitu membangun kedekatan dengan menghadirkan program yang melibatkan jemaah haji lansia secara langsung.
6. Transportasi, yaitu menyediakan aksesibilitas yang ramah lansia pada sarana transportasi beserta fasilitas di dalamnya.
Selain itu, Vita mengungkapkan bahwa layanan jemaah haji lansia ini dapat juga mengacu pada buku Global Age-friendly Cities: A Guide (Kota Ramah Lansia Dunia: Sebuah Pedoman) yang diterbitkan WHO (Organisasi Kesehatan Dunia) pada 2007.
“Untuk merumuskan layanan ramah jemaah haji lansia, kami mengacu pada buku yang kami anggap masih sangat relevan untuk digunakan saat ini,"