Sebelum pulang, korban pun menitipkan sejumlah uang untuk digandakan, yakni total Rp. 70 juta.
Pada tanggal 20 Maret 2023, korban pun berangkat sendirian dari Sukabumi menuju ke Banjarnegara, rumah Tohari alias Slamet.
Diinformasikan Salzabilla, ayahnya berangkat ke Banjarnegara dengan mengendarai 1 (satu) unit mobil.
Tujuannya diduga untuk menagih hasil penggandaan uangnya yang sebelumnya telah disetorkan.
Adapun uang yang dijanjikannya berjumlah Rp 5 miliar.
Tiba-tiba, Rabu (23/3/2023) PO menghubungi Salzabilla untuk sekedar memberitahukan lokasi keberadaannya.
"Takut ayah mati, ini share lok (rumah T alias) Pak Slamet. Ini rumah Pak Slamet buat jaga-jaga kalau umur ayah pendek."
"Misal ayah nggak ada kabar sampai Hari Minggu, langsung saja datang ke lokasi itu bersama aparat, G tau kok rumahnya (Pak Slamet)" isi pesan PO pada S.
Pada Kamis 24 Maret 2023 hingga sekarang, korban sudah tidak dapat dihubungi.
Hingga akhirnya dikabarkan telah tewas dibunuh Mbah Slamet.
Baca juga: Awal Mula Kasus Pembunuhan Berantai di Banjarnegara Terungkap, Dukun Pengganda Uang jadi Tersangka
11 Mayat Ditemukan
Hingga Senin (3/4/2023) siang, polisi menemukan setidaknya 11 mayat yang diketahui merupakan korban kekejaman T alias Mbah Slamet.
Kesebelas korban dikubur di Jalan setapak menuju hutan Desa Balun Rt. 017 Rw. 004, Wanayasa, Banjarnegara.
Dari 11 korban tersebut, 10 di antaranya adalah mayat yang lebih dulu dikubur di sebuah kebun di Desa Balun, Kecamatan Wanayasa, Kabupaten Banjarnegara.