“Saya kira ini bisa sangat serius elektabilitasnya bisa turun mungkin 5 persen sampai 10 persen barangkali karena penggemar sepak bola itu basisnya sangat-sangat luas di Indonesia. Saya kira bisa sampai 60-70 persen penduduk Indonesia itu gemar dengan sepak bola,” ucap Qodari.
Namun, kata Qodari untuk pastinya berapa persen elektabilitas Ganjar Pranowo harus menunggu hasil rilis dari lembaga survei.
Baca juga: Benarkah Jokowi Lebih Leluasa Dukung Prabowo daripada Ganjar Pranowo? Ini Ulasan Pengamat
“Dan penggemar sepak bola ini biasanya juga fanatik ya mereka ini punya semangat solidaritas yang sangat kuat jadi efeknya mungkin berbeda untuk tema-tema atau isu-isu yang lain. Menurut saya bisa turun sampai 5 persen sampai 10% barangkali tapi untuk pastinya kita tunggu survei yang akan dilakukan oleh lembaga-lembaga survei,” ujarnya.
Selain kekecewaan dari penggemar sepak bola, Qodari memprediksi elektabilitas Ganjar akan merosot akibat dianggap sebagai antitesa dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Suara dukungan Ganjar, kata Qodari, diyakini berasal dari Presiden Jokowi, namun ketika dinilai berlawanan suara tersebut akan lari.
“Kenapa elektabilitas Ganjar bisa turun, satu berangkat dari asumsi bahwa suaranya Ganjar itu ya notabenya suara Jokowi, jadi pemilih-pemilih Jokowi begitu, Jokowi sudah tidak bisa maju lagi mencari alternatif dan itu ada pada diri Ganjar karena sama-sama Jawa Tengah, sama-sama PDI perjuangan dan variabel-variabel lainnya,” ucap Qodari.
“Dalam konteks piala dunia ini Ganjar posisinya diametral bertentangan dengan Jokowi istilah saya itu ya antitesis jadi Ganjar telah menjadi antitesis Jokowi,” imbuhnya.
Sementara itu, Qodari melihat basis dukungan terhadap Ganjar masih belum sesolid atau sekuat dukungan kepada Presiden Jokowi.
“Nah mereka lari, karena mereka sesungguhnya adalah pendukungnya Jokowi kalau masih ada Jokowi ya mereka pilih Jokowi lagi. Jadi sebetulnya basis pemilihnya Ganjar itu sangat voletile, sangat cair, rapuh sangat tergantung juga penilaian mereka seberapa jauh Ganjar itu harmoni selaras dengan Pak Jokowi ketika dianggap tidak selaras maka kemudian mereka kecewa dan bisa lari,” tandas Qodari.