Serta menjadi rangkaian perayaan besar selama tahun liturgi Katolik.
Menurut Bimas Kristen Kemenag, ketika menelisik peristiwa kematian Tuhan Yesus di kayu salib, tertulis bahwa peristiwa menyakitkan datang menerpa diri Yesus.
Murid-murid meninggalkanNya, siksaan demi siksaan, olokan pedih, bahkan direndahkan.
Via dolorosa, jalan penderitaan saat memikul salib menjadi jalan tetesan darah yang tertumpah dari tubuh Yesus, menjadi bukti begitu menyakitkan bagi tubuh Yesus.
Kepedihan yang dirasakan Yesus bukan saja menerpa tubuh jasmani-Nya, tetapi perasaan hati Yesus pun harus menderita.
Peristiwa kematian Yesus Kristus di kayu salib menjadi lambang titik awal kehidupan baru yang akan bangkit dari dalam diri.
Makna dari peristiwa Jumat Agung ini adalah sikap keteladanan, mengampuni, memaafkan bahkan memberikan harapan kehidupan.
Yaitu dengan mendoakan agar mereka yang membenci, mencela bahkan menyiksaNya memperoleh keselamatan menjadi teladan Yesus Kristus bagi kita.
(Tribunnews.com/M Alvian Fakka) (Tribun Pontianak/Ferlianus Tedi Yahya)