Artinya: "Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu serta pembeda (antara yang hak dan yang batil). Oleh karena itu, siapa di antara kamu hadir (di tempat tinggalnya atau bukan musafir) pada bulan itu, berpuasalah. Siapa yang sakit atau dalam perjalanan (lalu tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya) sebanyak hari (yang ditinggalkannya) pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu agar kamu bersyukur."
Lalu, QS Al-Qadr [97]:1 tentang penjelasan malam Lailatul Qadar:
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
Innā anzalnāhu fī lailatil-qadr(i).
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada Lailatulqadar."
Kemudian, hadis riwayat Bukhari dan Muslim yang berbunyi, Iltamisuha fil `asyril awakhir fil witri.
Artinya: "Carilah ia (Lailatul Qadar) di sepuluh akhir ganjil bulan Ramadan."
Baca juga: Amalan Malam Nuzulul Quran dalam Ramadhan 2023, Pahalanya Dilipatgandakan
Adapun yang dimaksud diturunkannya Al-Qur’an dari Baitul ‘Izzah ke Dunia pada tanggal 17 Ramadhan itu adalah Al-Qur’an yang diturunkan kepada Rasulullah SAW (wahyu pertama surat Al-‘Alaq) yaitu dari langit yang pertama ke Dunia.
Saat menerima wahyu pertama kali, Rasulullah SAW berusia 40 tahun dan sedang menyendiri di Gua Hira pada tepatnya 17 Ramadhan.
Hal itu dijelaskan oleh Pakar Astronomi, Syekh Mahmud Basya, dalam penelitiannya bahwa peristiwa Nuzulul Quran terjadi pada 17 Ramadhan dan bertepatan dengan bulan Juli 610 Masehi.
Dari penelitian Syekh Mahmud Basya tersebut dapat dipahami bahwa peringatan Nuzulul Quran mengacu pada sejarah pertama kali turunnya Al-Quran dalam tahap kedua, yaitu dari Baitul 'Izzah kepada Rasulullah SAW di bumi.
(Tribunnews.com/Latifah/Pondra Puger)