TRIBUNNEWS.COM - Panglima TNI, Laksamana Yudo Margono menceritakan kondisi dan situasi prajuritnya saat diserangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Diketahui, para prajurit TNI diserang oleh KKB saat melakukan upaya penyelamatan pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens di Mugi-Mam Kabupaten Nduga Papua, pada Sabtu (15/4/2023).
Laksamana Yudo Margono mengaku telah menemui dua prajurit TNI yang berhasil selamat dari serangan KKB.
Parjurit TNI itu diminta untuk menceritakan kepada Panglima TNI mengenai kondisi saat penyerangan oleh KKB itu terjadi.
Yudo mengatakan bahwa saat itu para prajurit TNI dikepung dengan masyarakat dan anak-anak, kemudian dari berbagai sisi terdapat serangan tembakan dari KKB.
"Mereka (Prajurit TNI) menceritakan bahwa kami dikepung dengan masyarakat dan anak-anak dengan teriak-teriak, kemudian dari tiga sisi merasakan ada tembakan," ungkap Yudo Margono, dikutip dari YouTube Kompas TV, Rabu (19/4/2023).
Baca juga: Panglima TNI: KKB Gunakan Anak-anak dan Ibu-ibu Saat Menyerang Anggota TNI
Terkait pengepungan itu, kata Yudo, para prajurit TNI diduga merasa bingung untuk mengambil langkah karena melibatkan masyarakat serta anak-anak.
Panglima TNI itu pun menuturkan bahwa para prajurit TNI tidak pernah menghadapi situasi yang juga melibatkan masyarakat dan anak-anak.
"Mereka tidak pernah menghadapi hal seperti itu, sampai melibatkan masyarakat dan anak-anak," terang Yudo.
Pihaknya pun juga telah menyampaikan bahwa dalam misi penyelamatan tersebut diharapkan tidak memakan korban dan tidak melibatkan masyarakat setempat.
"Saya selalu sampaikan ya, tidak mau yang melibatkan korban masyarakat ataupun anak-anak," ujarnya.
"Tapi ternyata mereka menggunakan itu, ini yang saya sangat sayangkan, sehingga prajurit kita menjadi seperti itu," imbuhnya.
Lebih lanjut, sebelumnya satu prajurit TNI telah tewas dalam misi penyelamatan pilot Susi Air yang disandera oleh KKB di Papua.
Prajurit tersebut, bernama Pratu Miftahul Arifin, yang merupakan anggota Satgas Yonif R/321 GT.
Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksda Julius Widjojono, mengungkapkan telah terjadi baku tembak prajurit dengan KKB di Mugi-Mam Kabupaten Nduga Papua pada Sabtu (15/4/2023) kemarin.
Satu prajurit, kata Julius, diketahui terjatuh ke dalam jurang saat melakukan adu tembak dengan KKB.
"Satu (prajurit) terjatuh di (jurang) kedalaman 15 meter. Dan ketika mencoba untuk menolong mendapatkan serangan ulang," kata Julius.
Panglima TNI Perintahkan Operasi Siaga Tempur Lawan KKB
Setelah terjadinya penyerangan oleh KKB terhadap para prajurit TNI, Panglima TNI Laksamana Yudo Margono menegaskan bahwa daerah rawan tersebut diubah menjadi operasi siaga tempur darat.
Laksamana Yudo Margono mengatakan akan tetap melaksanakan operasi penegakan hukum soft approach (pendekatan lunak) dalam operasi penegakan hukum di wilayah Mugi-mam, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
"Kita tetap melaksanakan operasi penegakan hukum soft approach (pendekatan lunak)."
"Tentunya kondisi seperti ini khusunya daerah rawan kita ubah menjadi operasi siaga tempur," ungkap Yudo Margono, Selasa (18/4/2023) saat konferensi pers di Markas Lanud Yohanis Kapiyau.
Hal tersebut dilakukan agar naluri tempur para prajurit bisa terbangun.
Lantaran selama ini hanya teritorial dan pendekatan lainnya saja.
"Ini dilakukan agar naluri temputnya terbangun karena selama ini hanya teritorial dan pendekatan lainnya," katanya.
Yudo Margono juga mengatakan bahwa pasukan TNI tidak akan bersikap humanis dalam menghadapi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Operasi humanis di Papua hanya ditujukan untuk membantu masyarakat.
"Operasi humanis itu bukan untuk KKB, tapi untuk semua masyarakat. Melihat KKB tadi kontak masa kita humanis, ya habis," kata Yudo dalam konferensi pers seperti ditayangkan Kompas TV, Selasa (18/4/2023).
Sikap humanis tersebut dilakukan oleh jajaran TNI yang siap sedia membantu aktivitas masyarakat.
Sehingga nantinya jika sewaktu-waktu ada kontak tembak, maka pasukan TNI di wilayah terdekat sudah siap tempur.
(Tribunnews.com/Ifan/Rifqah)