TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Persatuan Nasional Aktivis 98 (Pena 98) menolak mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang.
Presidium Nasional Pena 98 Bali Oktaviansyah menegaskan menolak calon presiden maupun calon wakil presiden (capres-cawapres) pelanggar hak asasi manusia (HAM) dan pelaku politik identitas.
Hal ini ditekankan, untuk mengingat tumbangnya rezim Orde Baru pasca 25 tahun reformasi.
"Kami tidak mendukung calon presiden maupun calon wakil presiden yang melakukan pelanggar HAM di masa lalu,” kata Oktaviansyah di Graha Pena 98, Jakarta, Kamis (4/5/2023).
Pena 98 juga mengajak masyarakat untuk lebih cerdas dalam memilih capres maupun cawapres yang nantinya berlaga dalam Pemilu 2024 mendatang.
Termasuk, yang tidak memiliki rekam jejak sebagai pelanggar HAM dan juga tidak terlibat dalam politik identitas.
“Ketika berbicara pelanggaran HAM maka kita berbicara penculikan aktivis dan kita menolak Prabowo Subianto. Ketika berbicara politik identitas maka kita juga menolak Anies Baswedan,” terang Oktaviansyah.
Hal ini juga sebelumnya diutarakan Pena 98 terkait kriteria Capres-Cawapres untuk Pemilu 2024.
Adapun kriteria itu di antaranya menjaga Pancasila, berpedoman pada UUD 1945, setia pada NKRI, menghormati keberagaman, dan merawat kebhinekaan, bukan bagian dari rezim Orde Baru.
Kemudian, tidak punya rekam jejak terlibat dalam penggunaan politik identitas. Serta, tidak pernah terlibat dalam pelanggaran HAM.
"Kita menolak, tetap konsisten menolak bahwa kita tidak menginginkan menyatakan, tidak menginginkan capres yang terlibat dalam pelanggaran HAM dan juga menggunakan politik identitas," ucap Oktaviansyah.
Oktaviansyah menjelaskan Pena 98 akan mendukung Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres 2024.
"Kalau sikap politik Pena 98 mungkin kalau boleh saya berikan info sekarang jelas kami mendukung Bapak Ganjar Pranowo tapi terkait apakah akan kami deklarasikan timenya tunggu saja kawan-kawan," paparnya.
Dalam rangka mengenang 25 tahun reformasi, kata Oktaviansyah, pihaknya juga menggelar sejumlah kegiatan reflektif untuk menolak lupa kediktatoran rezim Soeharto.
Baca juga: Dianggap Langgar HAM, Pena 98 Tak Dukung Prabowo di Pilpres 2024
PENA 98 akan menggelar diskusi publik pada 20 kota di Indonesia untuk merefleksikan reformasi, yang digelar sejak 6 Mei hingga 21 Mei 2023.
PENA 98 juga akan menggelar pameran foto reformasi yang menceritakan aksi-aksi demonstrasi dan memorabilia gerakan rakyat menuntut reformasi 1998.
Pameran akan dibuka pada 11-17 Mei 2023. Adapun pameran digelar gratis dan terbuka untuk umum, mulai pukul 10 pagi sampai 10 malam.