News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Stafsus Menag Deklarasi Perdamaian di Kota Cirebon: yang Paling Penting adalah Menghargai Perbedaan

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Staf Khusus Menteri Agama RI, M. Nuruzzaman dalam acara Festival Multikulturalisme Kota Cirebon dan Doa Bersama Perdamaian, di IAIN Syekh Nurjati, Sabtu (3/6/2023).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Staf Khusus Menteri Agama RI, M Nuruzzaman mengatakan bahwa multikulturalisme merupakan bagian dari program prioritas Kementerian Agama (Kemenag) yakni moderasi beragama.

Tujuannya tak lain agar kehidupan beragama di Indonesia menjadi berkualitas dan lebih baik.

Hal itu disampaikan Nuruzzaman dalam acara Festival Multikulturalisme Kota Cirebon dan Doa Bersama Perdamaian, di IAIN Syekh Nurjati, Sabtu (3/6/2023).

"Kami di Kementerian Agama juga punya program prioritas namanya moderasi beragama. Salah satu indikator moderasi beragama adalah menghargai budaya dan tradisi lokal," kata Nuruzzaman, Sabtu (3/6/2023).

Baca juga: Orasi Di Universitas Hindu Negeri Bali, Ketua MPR RI Bamsoet Ajak Perkuat Toleransi Beragama

Dia menambahkan, moderasi beragama tidak dikhususkan untuk satu agama, melainkan untuk seluruh agama yang ada di Indonesia.

"Kepentingannya agar kehidupan beragama di Indonesia bisa berkualitas dan lebih baik. Nah salah satunya ada multikulturalisme," ujar dia.

Nuruzzaman menilai multikulturalisme bukan melulu tentang menampilkan seni budaya saja.

Lebih dari itu, multikulturalisme menurutnya harus menjadi ruang untuk memberikan penghargaan terhadap tradisi dan budaya lokal.

"Yang paling penting sesungguhnya adalah menghargai perbedaan yang dimiliki oleh kita masing-masing. Dan perbedaan di antara kita ini, kita mau bekerja sama dalam perbedaan," terangnya.

Kaitannya dengan hal itu, Nuruzzaman menyebut Menteri Agama, Yaqut Qolil Qoumas disebut memiliki komitmen serius dalam menjaga dan menghargai perbedaan.

"Dan insyaallah Kementerian Agama, Gus Menteri mempunyai komitmen terhadap menjaga perbedaan. Karena Menteri Agama selalu menyampaikan tidak ada Indonesia kalau tidak ada orang Kristen, tidak ada Indonesia kalau tidak ada orang Katolik, tidak ada Indonesia kalau tidak ada orang Islam, Hindu, Budha, Konghucu, tidak ada Indonesia kalau tidak ada Batak, Sunda, Jawa, Banjar, Papua. Indonesia itu lahir dari perbedaan. Dan Indonesia itu indah karena perbedaan," tandasnya.

Baca juga: Politikus PDIP: Pancasila Berperan Ciptakan Perdamaian Dunia, Penjaga Persatuan dan Kesatuan Bangsa

Sebagai informasi, pada kesempatan tersebut juga dilakukan Deklarasi Perdamaian Multikulturalisme Kota Cirebon yang ditandatangai oleh Staf Khusus Menteri Agama, Wali Kota Cirebon, Kapolres Cirebon Kota, Dandim Cirebon Kota, Kepala Kantor Kemenag Kota Cirebon, Tokoh Agama Islam, Tokoh Agama Kristen, Tokoh Agama Katolik, Tokoh Agama Buddha, Tokoh Agama Hindu, dan IAIN Cirebon.

Adapun bunyi Deklarasi Perdamaian Multikulturalisme Kota Cirebon adalah sebagai berikut:

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini