News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Berita Viral

Kisah Pinkan Rafa Shakila, Maba SNBP UI yang Wajib Bayar UKT Rp17,5 Juta, Dinilai Memberatkan

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pinkan Rafa Shakila, mahasiswa baru (maba) jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) UI yang harus membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp17,5 juta. Ia pun keberatan dengan UKT sebesar itu lantaran ia merupakan mahasiswa yang diterima melalui jalur SNBP dan berharap memperoleh keringanan.

TRIBUNNEWS.COM - Inilah kisah mahasiswa baru (maba) jalur Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi (SNBP) Universitas Indonesia (UI), Pinkan Rafa Shakila.

Pinkan yang diterima di UI lewat jalur SNBP harus membayar Uang Kuliah Tunggal (UKT) sebesar Rp17,5 juta, yang terlalu mahal baginya.

Sebagai informasi, Pinkan diterima di prodi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UI.

Pinkan pun mengaku kaget setelah menerima pemberitahuan bahwa dirinya harus membayar UKT yang dinilainya terlampau mahal tersebut.

Dalam wawancara dengan Tribunnews.com, Pinkan mengatakan sebenarnya aturan nominal UKT yang harus dibayarkan telah berubah saat dirinya dinyatakan diterima di UI.

Setelah diterima, Pinkan mengatakan langsung dimasukan oleh pihak UI dalam UKT golongan 11, yang merupakan golongan tertinggi dengan nominal Rp 17,5 juta.

Baca juga: Penerimaan Mahasiwa Baru Jalur Mandiri Universitas Indonesia 2023: Jadwal dan Programnya

Padahal, Pinkan memasukan rentang pendapatan orang tua kurang dari nominal UKT yang disetujui oleh UI.

"Penetapan UKT ini ditanyakan, misalnya penghasilan orang tua, aset, hingga pengeluaran yang dikeluarkan kita tiap bulannya."

"Dan mungkin berdasarkan UI ini, karena saya menaruh golongan pendapatan orang tua di sekitar Rp10-15 juta, mereka langsung memasukan golongan tertinggi yaitu Rp17,5 juta," jelasnya ketika dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (17/6/2023).

Hal ini pun membuat Pinkan kaget lantaran perubahan nominal UKT tersebut, dinilai mendadak.

Pernyataan Pinkan ini menanggapi komentar netizen yang menyebut dirinya kurang mencari informasi terkait nominal UKT di UI.

"UI sendiri ini mengubah sistem ketentuan UKT yang merugikan semua mahasiswa baru. Saya masih nggak kebayang calon-calon mahasiswa yang akan keterima pada jalur tes SMBP atau Mandiri UI,' jelasnya.

Ajukan Banding, UI Tawarkan Opsi Cicil 3 Bulan

Balasan dari UI terhadap Pinkan Rafa Shakila usai mengajukan banding terkait UKT yang dianggapnya terlalu mahal.

Pinkan pun langsung mengajukan banding ke UI lantaran keberatan dengan UKT yang harus dibayarkan.

Dalam pengakuannya, UI memberikan dua opsi terkait banding tersebut, yaitu menyicil atau menanyakan kembali.

Lantas, Pinkan pun memilih opsi menanyakan kembali lantaran ia ingin mengetahui alasan UI memasukan UKT terhadap dirinya dengan nominal Rp17,5 juta.

Namun, sambungnya, jawaban UI terkait UKT ini tidak memuaskan.

"Dan jawaban mereka itu kurang memuaskan, nggak memberikan alasan secara spesifik seperti yang saya harapkan," tuturnya.

Baca juga: Masalah UKT UNY Dianggap Tak Digubris, Aliansi UNY Bergerak Bakal Gelar Aksi: Beri Nadiem Baju Dansa

Kemudian, UI justru menawarkan Pinkan untuk memilih opsi menyicil UKT selama tiga bulan yang sudah ditentukan tersebut.

"Ketika bulan Juni ini (UKT) dibayarkan 50 persen, entar bulan Juli bayar 30 persen, bulan Agustus 20 persen. Jadi untuk pembayaran UKT semester satu ini, UI hanya ngasih rentang waktu tiga bulan."

Kendati demikian, Pinkan mengatakan hasil banding baru akan diumumkan oleh UI pada Selasa (20/6/2023) mendatang.

Ia mengatakan hasil banding itu akan diumumkan melalui website resmi UI.

Lalu, ketika ditanya apakah mahasiswa bisa mengajukan banding lagi jika hasil banding dari UI tidak memuaskan, Pinkan mengatakan tidak bisa.

Sehingga, ketetapan UI terkait UKT tetap harus dilakukan dengan membayar.

"Ya mau gak mau, kita sebagai mahasiswa harus bayar ya, entah harus dicicil atau bagaimana," katanya.

Orang Tua Keberatan tapi Pasrah

Ketika ditanya apakah orang tuanya keberatan dengan UKT sebesar itu, Pinkan pun mengiyakan.

Dirinya pun menuturkan, sebagai maba yang diterima lewat jalur SNBP, berharap membayar UKT dalam rentang Rp5-10 juta saja.

"(Orang tua) mengenai UKT ini sangatlah besar karena saya sendiri sebagai anak SNBP yaitu melalui jalur prestasi mengharapkan mendapatkan UKT sebesar Rp5-10 juta."

"Dan Rp10 juta ini sendiri, untuk saya, sudah gede banget. Dan mereka sendiri sih, ya mau gimana lagi, karena saya sudah ketrrima di UI dan tidak bisa melalui tes lainnya," katanya.

Sehingga, jika banding Pinkan terkait UKT tidak diterima UI, orang tuanya yang berprofesi sebagai karyawan swasta tetap akan membayar dengan sistem cicil seperti opsi yang ditawarkan.

"Pendidikan nomor satu. Kita juga nggak tahu harus gimana lagi karena semua jawaban ada di tangannya pihak-pihak UI yang menentukan UKT," tukas Pinkan.

Baca juga: Deretan Kisah Mahasiswa UNY yang Jadi Korban UKT: Ada yang Jual Sapi hingga Pakai Asuransi Ayah

Di sisi lain, Pinkan mengaku belum mengajukan beasiswa apapun ke UI lantaran tetap ingin menunggu pengumuman hasil banding.

"Untuk pengajuan beasiswa ke UI sendiri belum ya karena saya masih menunggu hasil dari UKT yang dikeluarkan dan tentunya untuk berbicara bersama pihak UI sendiri nggak ada ya."

"Jadi kita sendiri sebagai mahasiswa baru yang keberatan dengan UKT ini tidak berbicara langsung dengan pihak-pihak UI," tegasnya.

Kemudian, ketika ditanya apakah akan tinggal di indekos atau tetap bersama orang tua, Pinkan mengaku masih bingung.

Padahal, jika UKT yang wajib dibayarkan olehnya tidak sebesar ini, ia menginginkan untuk tinggal sendiri di indekos agar bisa aktif di kampus.

Selain itu, ia memperoleh informasi bahwa masa orientasi di UI lama dan melelahkan, sehingga tinggal sendiri di indekos menjadi opsi baginya yang rumahnya berada di Jakarta Timur.

"Rencananya ingin kos selama awal sebagai maba karena sempat bertanya-tanya ke kakak kelas bahwa ospek di UI itu lumayan lama dan lelah, jadi saya rencana ngekos di deket-deket situ."

"Karena lebih efektif dan saya bisa lebih aktif dan beradaptasi di lingkungan-lingkungan UI. Namun nyatanya dengan UKT sebesar Rp17,5 juta, saya ingin mempertimbangkan ulang karena itu uang yang begitu besar," bebernya.

Harapan dan Kritik ke UI

Pinkan pun berharap, UKT yang harus dibayarkan dapat diturunkan oleh UI ke rentang Rp5-10 juta.

Padahal, menurut Pinkan, dirinya yang merupakan mahasiswa jalur SNBP, seharusnya diringankan terkait UKT ini.

"Bahkan kalau bisa-bisa Rp7,5-8 juta saja karena saya sebagai anak SNBP merasa harusnya diringankan dalam proses UKT sendiri."

"Saya tidak mengira ketika saya diterima menjadi mahasiswa UI malah diberatkan dengan hal UKT ini," tuturnya.

Pinkan pun turut mengkritik UI yang mengubah ketentuan UKT setelah dirinya diterima sebagai mahasiswa.

Tak hanya dirinya, perubahan UKT ini dinilai Pinkan juga memberatkan mahasiswa lainnya khususnya yang diterima lewat jalur SNBP.

Baca juga: Deretan Kisah Mahasiswa UNY yang Jadi Korban UKT: Ada yang Jual Sapi hingga Pakai Asuransi Ayah

Bahkan, menurutnya, UI terkesan menyepelekan dengan serta-merta menentukan UKT sebesar itu kepada mahasiswa jalur SNBP.

"Harusnya UI juga mempertimbangkan juga pendapatan orang tua yang dimiliki harus disesuaikan dengan pengeluaran juga."

"Saya merasa ketika jujur mengisi (formulir pendapatan orang tua), saya justru yang dirugikan. UI seharusnya juga mempertimbangkan bahwa dengan pengisian pengajuan UKT segitu, diberikan yang masuk akal lagi apalagi kepada mahasiswa jalur SNBP," pungkasnya.

(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)

Artikel lain terkait Berita Viral

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini