TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berikut ini adalah fakta-fakta menarik seputar jet tempur Mirage 2000 yang dibeli Indonesia. Benarkah hanya sekadar jet tempur "jompo" yang tidak berguna?
Seperti diberitakan, Kementerian Pertahanan (Kemenhan) RI memutuskan membeli pesawat tempur Mirage 2000-5 bekas dari Qatar untuk menutup gap kesiapan tempur TNI Angkatan Udara (AU).
Keputusan pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kemenhan, untuk membeli jet tempur Mirage 2000 menimbulkan polemik.
Sebagian di antara mereka mengkritik tajam kebijakan Prabowo mengakuisisi pesawat bekas dari Qatar ini.
Mereka menilai, pesawat Mirage 2000 sudah terlalu usang, ketinggalan zaman, dan hanya menghambur-hamburkan uang, karena Indonesia tidak sedang berperang.
Benarkah demikian? Berikut sejumlah fakta menarik tentang jet tempur buatan Perancis Mirage 2000 dan alasan Indonesia membelinya.
1. Spesifikasi
Jet tempur ini merupakan jenis pesawat multirole dan pertama kali digunakan Angkatan Udara Perancis pada 1984.
Pesawat memiliki lebar sayap 9,13 meter dan panjang 14,36 meter, serta mampu melaju dengan kecepatan maksimal 2,2 mach atau sekitar 2.333 km/jam.
Mirage 2000-5 yang mampu mengudara di ketinggian maksimal 50.000, ditenagai mesin turbofan Snecma M53.
Pesawat single dan double seat ini telah digunakan Angkatan Udara berbagai negara, antara lain Brasil, UEA, Mesir, Yunani, Peru hingga Qatar.
Mirage 2000-5 ini memiliki kemampuan melakukan menembak udara ke darat dan udara ke udara, dengan radar yang digunakan adalah RDY.
Baca juga: Prabowo: Jet Tempur Mirage 2000-5 yang Dibeli dari Qatar Masih Bagus & Bisa Dipakai hingga 20 Tahun
Pesawat ini dapat menembakkan rudal MBDA Super 530D atau rudal udara ke udara MBDA Sky Flash sebagai alternatif dari rudal MICA.
Pesawat ini juga memiliki kemampuan "menggendong" rudal antikapal exocet yang membuat TNI AU memiliki kemampuan "maritime strike" alias menghancurkan kapal perang musuh.