TRIBUNNEWS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) bercerita sempat ditakut-takuti bakal dilengserkan sebagai presiden saat proses pengambil alihan saham mayoritas dari PT Freeport Indonesia sebesar 51 persen.
Hal ini disampaikan saat memberikan sambutan di hadapan relawan pendukungnya dalam acara 1 Dekade Bara JP di Bogor, Minggu (18/6/2023).
Jokowi mengungkapkan sempat ditakut-takuti bahwa pihak intelijen dari negara lain bakal bergerak untuk melengserkan dirinya sebagai orang nomor satu di Indonesia jika tetap bersikukuh ingin mengambil saham mayoritas PT Freeport Indonesia.
"Kita mendapatkan 51 persen (saham mayoritas PT Freeport Indonesia) itu tidak mudah. Ada yang nakut-nakutin nanti akan tergoncangkan, nanti intelijen negara ini akan bergerak."
"Nanti bapak, akan jatuh. Karena ini-ini. Bayangkan," ujarnya dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin (19/6/2023).
Menurutnya, cara seperti itu memang memaksa agar dibayangkan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Baca juga: Gerindra Ungkap Isi Pembicaraan Makan Siang Jokowi dan Prabowo di Istana Bogor
Namun, Jokowi mengatakan dirinya tidak membayangkan ancaman seperti itu.
"Tapi saya nggak bayangin sih. Orang-orang seperti itu kan ingin bayangin yang ngeri-ngeri. Ngapain bayangin. Semua sudah diatur yang di atas," katanya disambut tepuk tangan relawan yang hadir.
Kemudian, Jokowi pun menceritakan bahwa ada tiga menteri yang diperintahkan untuk bernegosiasi dalam pengambil alihan saham mayoritas PT Freeport Indonesia.
Namun, dalam prosesnya, Jokowi mengatakan para menteri mengeluhkan adanya kendala seperti ditekan oleh pihak-pihak tertentu.
Baca juga: Jokowi dan Prabowo akan Tonton Laga Timnas Indonesia vs Argentina di Stadion Gelora Bung Karno
Kendati demikian, dirinya menegaskan agar para menteri tidak usah takut akan tekanan yang ada dan tetap melakukan negosiasi.
"Tiga tahun, menterinya tiga yang saya pilih untuk negosiasi. (Menteri berkata) Pak ini begini-begini. (Jokowi menjawab) Maju."
"Nanti tiga bulan-empat bulan, lapor, pak ini berat ini pak, Maju! Pak ini ada tekanan intelijen, Maju! Akhirnya, ya dapet," ceritanya.
Selanjutnya, Jokowi pun kembali menegaskan tidak takut jika apa yang dilakukannya itu bakal membuat dirinya dilengserkan.
Ia pun mengaku siap jika kembali menjadi rakyat biasa ketika dilengserkan terkait proses negosiasi pengambilalihan saham mayoritas PT Freeport Indonesia.
"Ditakut-takuti, nanti jatuh, saya nggak jadi presiden lagi. Nggak jadi presiden lagi, ya jadi rakyat. Dulu kan juga rakyat biasa."
"Saya tidak terbebani dengan jabatan-jabatan," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)