News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemilu 2024

Pasang Surut Hubungan Megawati dan Prabowo, Ada Diplomasi Nasi Goreng hingga Perjanjian Batu Tulis

Penulis: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto yang berpasangan pada pilpres 2019. Foto diambil pada Jumat (15/5/2009).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasang surut hubungan dua tokoh nasional Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto sudah berlangsung lama.

Hubungan dua politikus senior ini terbilang lengkap karena keduanya pernah menjadi kawan maupun berhadapan sebagai lawan dalam panggung politik.

Pada tahun 2009, hubungan Megawati dan Prabowo sedang mesra-mesranya.

Saat itu Gerindra sebagai partai baru yang dipimpin Prabowo Subianto bergandengan membentuk koalisi dengan PDI Perjuangan yang dikomandoi Megawati dalam Pilpres 2009.

Tanggal 24 Mei 2009, Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto mendeklarasikan diri sebagai capres dan cawapres RI.

Tetapi pasangan Mega-Prabowo kandas dalam Pilpres 2009.

Meskipun demikian hubungan keduanya sebagai tokoh nasional tetap berjalan baik.

Buktinya PDI Perjuangan dan Gerindra kembali berkoalisi dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2012.

Saat itu, Prabowo berhasil meyakinkan Megawati saat itu untuk membawa Wali Kota Solo, Joko Widodo bertarung di Pilkada DKI Jakarta.

Pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahaja Purnama sukses menundukan petahana Fauzi Bowo.

masa lalu tak dapat diperbaiki, masa depan tak ada yang tahu, setelah Pilkada DKI Jakarta tahun 2012, jalan politik keduanya berpisah.

Megawati sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan memutuskan mengusung Joko Widodo maju Pilpres 2014.

Momen itu membuat hubungan Megawati dan prabowo merenggang.

Baca juga: Puan Maharani Tepis Isu Megawati-Prabowo Tak Akrab

Bukan tanpa sebab Prabowo Subianto menjaga jarak dengan PDI Perjuangan, setelah pilpres 2009 silam rupanya ada perjanjian batu tulis antara Ketua Umum Gerindra dan Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua Umum PDIP.

Pada poin ketujuh menjelaskan bahwa Megawati mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu 2014.

Perjanjian Batu Tulis ditanda tangani oleh Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Ketum Partai Gerindra Prabowo Subianto pada 2009.

Pada Perjanjian Batu Tulis, PDIP mengusung Megawati sebagai Capres 2009, dan Prabowo sebagai cawapresnya.

Namun, ada poin yang belum tuntas atau diingkari dalam perjanjian tersebut.

Di mana pada poin ke-7, Megawati berjanji akan mendukung Prabowo sebagai Capres 2014.

Namun, jelang pemilu 2014, Prabowo mengungkit Perjanjian Batu Tulis 2009 karena merasa dikhianati, karena saat itu PDIP justru mengusung Joko Widodo (Jokowi) untuk melawan Prabowo.

Pada pemilu 2019, PDIP lagi-lagi mengusung Jokowi sebagai capres mereka.

Perjanjian ini juga semakin sulit terwujud, lantaran pada Pilpres 2024, PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal calon presiden.

Pada Pilpres 2024, Prabowo disebut ditawari sebagai cawapres Ganjar Pranowo, namun ia menolak karena Partai Gerindra menginginkan Prabowo yang maju sebagai capres.

Namun kenyataanya berkata lain, Megawati dan PDIP mendukung Jokowi yang disorongkan Prabowo jadi Gubernur DKI Jakarta.

PDIP dan Gerindra jadi rival di pemilu 2014.

Tak berhenti di pilpres 2014, pada pemilu 2019 hubungan dua partai itu semakin sengit.

Prabowo kembali berhadap-hadapan dengan petahana Jokowi.

Masyarakat terpolarisasi, masing-masing kubu saling melempar bola panas.

Namun Megawati menyinggung hubunganya dengan Prabowo yang menurutnya tak pernah bermasalah, meskipun pendukungnya tak pernah berseteru.

Melambung ke 14 tahun lalu.

Suasana pertemuan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediaman Megawati, Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (24/7/2019) (Istimewa)

Pada masa tenang Pemilihan Presiden 2009, Megawati yang saat itu maju berpasangan dengan Prabowo sebagai wakilnya, memilih memasak bersama.

Kegiatan masak-memasak itu dilakukan keduanya di kediaman Megawati saat masa tenang menjelang hari pencoblosan.

Jadi, cerita Megawati dan Prabowo soal nasi goreng di tengah dinamika hubungan politik keduanya sudah berlangsung lama.

Sementara, pada 7 Januari 2019, Megawati pernah mengatakan, berdasarkan keterangan orang dekat Prabowo, mantan Danjen Kopassus itu merindukan nasi goreng buatannya. 

“Ada salah satu orang yang dekat dengan Pak Prabowo bilang ke saya, 'Pak Prabowo suka tanyakan lho Bu, kapan mau bikin nasi goreng?'. Karena nasi goreng saya top lho,” kata Megawati, saat acara Megawati Bercerita.

Bahkan, menurut Mega, Gus Dur juga kerap datang ke rumahnya untuk menikmati nasi goreng bikinannya.

"Dulu Gus Dur telepon, 'Mbak aku teko (datang) yo, nasi goreng, nasi goreng'. Dia mesti minta nasi goreng. Itu saya bikin sendiri lho," kisah Megawati kala itu.

Tak hanya Megawati yang menggunakan nasi goreng sebagai bagian dari diplomasi politik.

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga pernah menyajikan menu yang sama saat melakukan pertemuan dengan Prabowo, pada 27 Juli 2017.

Isi Perjanjian Batu Tulis

Berikut isi lengkap Perjanjian Batu Tulis Megawati-Prabowo:

1. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) dan Partai Gerakan Indonesia Raya (Partai Gerindra) sepakat mencalonkan Megawati Soekarnoputri sebagai calon presiden dan Prabowo Subianto sebagai calon wakil presiden dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2009.

2. Prabowo Subianto sebagai Wakil Presiden, jika terpilih mendapatkan penugasan untuk mengendalikan program dan kebijakan kebangkitan ekonomi Indonesia yang berdiri di atas kaki sendiri, berdaulat di bidang politik dan berkepribadian nasional di bidang kebudayaan dalam kerangka sistem presidensial. Pengumuman pencalonan calon presiden dan calon wakil presiden serta akan dituangkan dalam produk hukum yang sesuai perundang-undangan yang berlaku.

3. Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto bersama-sama membentuk kabinet berdasarkan pada penugasan butir 2 di atas. Prabowo Subianto menentukan nama-nama menteri yang terkait, menteri-menteri tersebut adalah: Menteri Kehutanan, Menteri Pertanian, Menteri Keuangan, Menteri BUMN, Menteri ESDM, Menteri Kelautan dan Perikanan, Menteri Perindustrian, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Menteri Hukum dan HAM, dan Menteri Pertahanan.

Prabowo Subianto dan Megawati Soekarnoputri. (kolase Tribunnews)

4. Pemerintah yang terbentuk akan mendukung program kerakyatan PDI Perjuangan dan 8 program aksi Partai Gerindra untuk kemakmuran rakyat.

5. Pendanaan pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 ditanggung secara bersama-sama dengan prosentase 50 persen dari pihak Megawati Soekarnoputri dan 50 persen dari pihak Prabowo Subianto.

6. Tim sukses pemenangan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden 2009 dibentuk bersama-sama melibatkan kader-kader PDI Perjuangan dan Partai Gerindra serta unsur-unsur masyarakat.

7. Megawati Soekarnoputri mendukung pencalonan Prabowo Subianto sebagai calon presiden pada Pemilu Presiden tahun 2014.

Jakarta, 16 Mei 2009

Prabowo pernah sebut Gerindra adik kandung PDIP

Politisi Senior PDIP, Panda Nababan menyebut untuk mewujudkan pertemuan Prabowo dan Megawati tidaklah sulit.

Karena menurut Panda Nababan, hubungan pribadi Prabowo dan Megawati sangat dekat.

"Kalau sulit itu tidak (Pertemuan Megawati dan Prabowo). Kalau mengenai hubungan pribadi (Prabowo dan Megawati) sangat dekat sekali," kata Panda Nababan dalam tayangan Program 'Kompas Petang' Kompas TV, Selasa (11/7/2023).

Bahkan menurut Panda Nababan, Prabowo pernah mengatakan bahwa Gerindra adalah adik kandung dari PDIP.

Sebelumnya Prabowo dan Megawati juga sempat berpasangan dalam ajang Pilpres 2009.

Baca juga: Megawati akan Bertemu Prabowo, Puan Ungkap Waktunya Sedang Dijadwalkan, Ganjar Ogah Beri Komentar

"Saya masih ingat waktu Pak Prabowo mengatakan Gerindra itu adik kandung dari PDIP di dalam suatu forum resmi Gerindra dan PDIP."

"Dan kemudian juga sudah pernah punya pengalaman bersama tahun 2009, dalam Pilpres," terang Panda Nababan.

Lebih lanjut Panda Nababan menyebut, saking dekatnya Prabowo juga sempat beberapa kali dimasakkan nasi goreng kesukaannya oleh Megawati.

Sehingga menurutnya pertemuan Prabowo dan Megawati ini hanyalah soal waktu saja.

"Dia (Prabowo) juga mengakui beberapa kali dimasakin nasi goreng sama Ibu Mega, nasi goreng kesenangannya Prabowo."

Baca juga: Rencana Pertemuan Prabowo dengan Megawati, Begini Reaksi Ganjar Pranowo

"Jadi sebenarnya hanya soal waktu saja ini. Kalau beban psikologis, hambatan psikologis enggak ada," ungkapnya.

Panda Nababan menegaskan, PDIP dan Gerindra sama sekali tidak memiliki masalah.

Karena Gerindra sendiri menempatkan posisi PDIP sebagai kakak kandung, sehingga hubungan persaudaraan terjalin dekat.

"Iya sama sekali enggak ada masalah. PDIP itu sudah punya gambaran mengenai Gerindra."

"Gerindra sendiri sudah menempatkan posisi bahwa PDIP adalah kakak kandung dari Gerindra, itu pernyataan Pak Prabowo. Jadi hubungan persaudaraan itu dekat," pungkasnya.

Sudah lama Prabowo ingin bertemu Megawati

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Budisatrio Djiwandono mengungkapkan sudah lama Ketua Umum Prabowo Subianto ingin bertemu dan bersilaturrahmi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

Budi pun menyebut hubungan antara Prabowo dan Megawati dekat sejak lama.

"Saya rasa sudah cukup lama keinginan pak prabowo ingin silahturahmi kembali dengan Ibu Megawati, Pak Prabowo sangat menghormati beliau Pak Prabowo kan hubungan sama Ibu Megawati juga sangat dekat sangat lama," kata Budi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (13/7/2023).

Budi mengatakan kesibukan membuat pertemuan kedua sosok tersebut hingga kini belum bisa terlaksana.

Namun dia berharap pertemuan Prabowo dan Megawati dapat terealisasikan dalam waktu dekat.

"Kita harap dalam waktu dekat akan terjadi pertemuan dengan Ibu Mega," ucapnya.

Baca juga: Cak Imin Bantah Sudah Bertemu Erick Thohir Bahas Kursi Cawapres Prabowo

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto menyebut tak tahu kapan dirinya bisa diterima oleh Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Hal ini disampaikan usai pertemuan dengan Ketum PKB, Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jakarta pada Minggu (9/7/2023).

Mulanya, Prabowo menjelaskan dirinya tak masalah jika Cak Imin bertemu dengan Megawati.

Lantas Prabowo menyebut bahwa dirinya tak tahu kapan diterima oleh Megawati.

“Saya kira bagus kalau Cak Imin ketemu Ibu Mega, baik begitu ya, saya juga tidak tahu kapan saya diterima oleh Ibu Mega,” kata Prabowo dikutip dari Kompas.TV.

Prabowo menjelaskan bahwa hal ini tidak menjadi masalah dan mementingkan hubungan baik dengan semua orang. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini