"Apakah semangat kesegeraan ini satu nafas dengan kekhawatiran terjadinya upaya penggagalan koalisi perubahan dan pencapresan Anies Baswedan, bisa jadi," kata AHY dikutip dari Youtube Partai Demokrat.
Baca juga: Denny Sebut Anies Akan Ditersangkakan KPK, Sudirman Said: Kalau Politik Penjegalan Harus Dilawan
AHY pun menerangkan, dengan mempercepat pengumuman cawapres Anies Baswedan, maka akan semakin melonjak pula kans kesuksesan dari pencapresan Koalisi Perubahan.
"Saya tidak ingin terlalu berandai-andai tapi saya kembali ke tesis dasar, logikanya adalah dengan semakin cepat bersatu terintegrasi baik sistem maupun orang per orang, maka harusnya seiring dengan tingkat atau kans kesuksesan lebih baik," katanya.
Lanjut AHY, jika pengumuman cawapres pendamping Anies Baswedan lambat dilakukan, dikhawatirkan Koalisi Perubahan kurang waktu untuk bergerak menjangkau masyarakat di pelosok Indonesia.
Pasalnya AHY menyebut Indonesia bukan negara kontinental yang cuma ditempuh cukup lewat darat.
Indonesia memiliki penduduk sebanyak 200 juta jiwa di mana merebut suara satu persen berarti mendapatkan 2 juta suara pemilih.
Baca juga: NasDem Yakin Tak Ada Upaya Penjegalan Anies Baswedan Lewat Pertemuan AHY dan Puan Maharani
Ditambah, AHY mengungkapkan masa kampanye Pilpres 2024 ditetapkan hanya 75 hari.
Sehingga menurutnya diperlukan mesin penggerak yang dipanaskan sejak dini untuk bekerja secara efektif.
"Sebaliknya kalau kurang waktu rasanya kita harus bekerja jauh lebih rumit lagi," katanya.
"Indonesia itu luas bukan negara kontinental yang bisa ditempuh dengan perjalanan darat saja, seringkali lewat udara, laut, dan penduduk kita besar, pemilih kita 200 juta orang. Berusaha mendapatkan 1 persen saja artinya mendapatkan 2 juta suara. Sedangkan masa kampanye 75 hari, tidak cukup," ujar AHY.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Pilpres 2024