News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Demokrat Desak Jokowi Pulangkan Kontingen yang Ikut Jambore Dunia di Korsel Buntut Cuaca Ekstrem

Penulis: Yohanes Liestyo Poerwoto
Editor: Endra Kurniawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol (depan) saat upacara pembukaan Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Saemangeum. Terkait acara tersebut, Partai Demokrat mendesak Jokowi agar memulangkan Kontingen Indonesia yang mengikuti Jambore Dunia di Korea Selatan lantaran cuaca ekstrem.

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Komando Strategis (Bakomstra) Partai Demokrat, Herzaky Mahendra Putra mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memulangkan Kontingen Indonesia yang mengikuti Jambore Pramuka Dunia ke-25 di Saemangeum, Provinsi Jeolla Utara, Korea Selatan yang digelar dari 30 Juli-12 Agustus 2023 akibat cuaca panas ekstrem.

Herzaky menyebut kegiatan pramuka tingkat dunia itu kini bukan menjadi ajang melatih kemandirian, tetapi menjadi ajang untuk bertahan hidup di tengah ancaman cuaca panas ekstrem.

"Kami berharap, Bapak Presiden, Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga, Ketua Kwarnas, Dubes Indonesia untuk Korea Selatan, ambil tindakan segera dan sungguh-sungguh untuk membantu anak-anak kita di sana. Jika kegiatan sudah banyak yang dibatalkan karena cuaca ekstrem, untuk apa bertahan sampai 7 hari lagi?" katanya dalam keterangan tertulis, Minggu (6/8/2023).

Herzaky mengungkapkan ada 1.569 peserta yang mengikuti Jambore Dunia tersebut dan sebagian besar berusia 14-18 tahun.

Herzaky menyebut situasi di kawasan venue sudah sangat memprihatinkan di mana disebut kurangnya fasilitas untuk berteduh bagi peserta.

"Kondisi cuaca yang sangat panas, heatwave, dan kurangnya fasilitas untuk berteduh menyebabkan sebagian besar anak-anak terpapar panas dan radiasi UV yang tidak aman bagi mereka," ujarnya.

"Anak-anak remaja kita mesti tinggal di dalam tenda yang sangat tipis dengan menggunakan palet plastik untuk tidur karena lahan tempat berkemah aslinya merupakan sawah dan becek. Malam hari saja sangat panas, dengan suhu setara siang hari di Indonesia, sedangkan siang hari suhu berkisar 34-38 derajat celcius," ujarnya.

Baca juga: 1.579 Orang Pramuka Indonesia Ikuti Jambore Dunia di Korea Selatan

Selain fasilitas tenda yang memprihatinkan, Herzaky juga mengungkapkan buruknya fasilitas sanitasi bagi peserta.

Dia mengungkapkan peserta harus berjalan jauh untuk dapat mandi hingga mencuci pakaiannya.

"Kita tidak membahas fasilitas air dingin atau air panas, ataupun toilet yang bersih. Hanya jumlah tidak banyak, dan banyak yang kondisi kebersihannya menyedihkan," ujar Herzaky.

Selain fasilitas, Herzaky juga mengatakan asupan makanan bagi peserta juga tidak baik lantaran nutrisi dinomorduakan.

"Anak-anak memang bisa jajan membeli makanan, namun untuk mencapai lokasi makanpun harus menempuh jarak lebih dari tiga kilometer, dan antriannya bisa satu jam di kasir.

Tak hanya itu, Herzaky juga mengungkapkan keterbatasan fasilitas shuttle bus sehingga mengakibatkan antrean tunggu yang lama.

Sementara, Herzaky menyebut penyelenggara jambore sudah menghentikan sebagain besar kegiatan sehingga kontingen Indonesia hanya terlantar di venue tanpa adanya kegiatan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini