Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, TABANAN - Ketua Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Megawati Soekarnoputri meminta para peneliti lembaga itu untuk tak banyak mengeluh dan bekerja keras.
Apalagi, saat ini merupakan masa transisi BRIN yang baru berjalan selama dua tahun ke belakang.
Tadi kan belum apa-apa, udah nanya apa sama ibu menteri (keuangan Sri Mulyani)? Honor opo iku. Tolong dong kalian nih orang Indonesia apa bukan?
Hal itu disampaikan Megawati saat melakukan dialog dengan para periset yang hadir dalam acara bertajuk 'BRIN Mendengar' yang diadakan di Gedung Nayaka Loka, di Kebun Raya Candikuning, Baturiti, Tabanan, Bali, Senin (7/8/2023).
Baca juga: Megawati Peringatkan Periset BRIN Agar Tak Berpolitik Praktis: Hati-hati Loh Ya!
Total sebanyak 127 periset BRIN yang hadir dalam acara tersebut.
Megawati meminta pengabungan dari sejumlah lembaga yang ada ke dalam BRIN sudah dilakukan, sehingga jangan kembali menatap masa lalu.
“Sudah harus diingat, jangan membedakan masa lalu. Karena tadi ada (peneliti) yang membedakan, masa dulu begini. Nah sekarang ini masa transisi, yang namanya baru dua tahun, tapi sudah terbentuk yang namanya struktur. Jadi sekarang yang ada dan harus kalian (lakukan), kerja keras, semangat,” kata Megawati.
Baca juga: Dialog Bareng Megawati, Peneliti BRIN Usul Payung Hukum Soal Daerah Manfaatkan Hasil Riset
Megawati pun menyinggung para periset yang memikirkan honor terlebih dahulu daripada riset untuk kepentingan bangsa dan negara.
“Tadi kan belum apa-apa, udah nanya apa sama ibu menteri (keuangan Sri Mulyani)? Honor opo iku. Tolong dong kalian nih orang Indonesia apa bukan?” tanya Megawati yang kemudian disambut dengan teriakan 'Indonesia' oleh seluruh peserta Indonesia.
“Kalau enggak disuruh, mana semangatnya. Saya sudah jengkel saja. Rakyat Indonesia sekarang lupa perjuangan kenapa bisa merdeka? Kenapa saya suruh salam Pancasila? Kenapa saya suruh selalu merdeka, merdeka, merdeka? Supaya kalian (mengingat Indonesia pernah) dijajah tiga setengah abad. Coba, apa tidak merasakan susahnya (kalau dijajah)?” ungkapnya.
Presiden Kelima RI ini pun mengingatkan bahwa semangat para pejuang kemerdekaan bangsa itu harusnya dihidupi oleh orang Indonesia saat ini, khususnya para peneliti.
Megawati menekankan, bahwa motivasi itu ia sampaikan bukan agar nama dirinya sebagai Ketua Dewan Pengarah BRIN menjadi harum ataupun untuk demi kepentingan material, mendapatkan harta dari BRIN.
“Kalian belum apa-apa hanya mikirin berapa duitnya, berapa ininya. Saya mengerti itu perlu, tapi ada yang lebih penting, untuk apa? Yakni bakti kalian pada negara dan bangsa,” sambung dia.