TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Altafasalya Ardnika Basya (23) blak-blakan soal aksinya membunuh juniornya mahasiswa UI (Universitas Indonesia), Muhammad Naufal Zidan (19) di kamar indekos 102, kawasan Beji, Depok, Jawa Barat.
Pelaku pun memberikan pengakuan saat dihadirkan pihak kepolisian di hadapan awak media.
Pengakuan lengkap pelaku pun menjawab motif hingga film Narcos yang menjadi inspirasi pembunuhan tersebut.
Terungkapnya pembunuhan mahasiswa UI tersebut berawal dari kecemasan ayah korban, Shobiri Arif, yang tak kunjung mendapat kabar dari putranya sejak Rabu (2/8/2023) malam.
Ayah korban yang berada di Lumajang, Jawa Timur, setelah menjalankan salat magrib saat itu, mencoba menghubungi Naufal Zidan untuk menanyakan kabar.
Kebetulan saat itu, Naufal Zidan baru pulang beberapa hari dari kampung halaman di Lumajang ke Depok karena akan menjadi pembimbing bagi mahasiswa baru.
Tak putus asa, ia kembali menghubungi Naufal Zidan pada Kamis (3/8/2023) pagi.
Baca juga: Teman Kontrakan Altafaslya Beberkan Kebiasaan Pelaku Pembunuh Mahasiswa UI saat Tak Main Kripto
Tapi tetap, ponsel korban tetap tidak aktif.
Kegelisahannya pun bertambah, hingga Kamis malam, Shobiri Arif, meminta pemilik indekos untuk mengecek kamar yang ditempati putranya.
Pemilik indekos pun mengecek keberadaan kamar 102 tempat korban. Tetapi saat pintu kamar di ketuk tak ada respons dan dalam keadaan terkunci.
Bukan hanya itu, Shobri Arif pun meminta kerabatnya yang berada di Jakarta untuk mengecek keberadaan putranya di tempat indekos.
Jumat (4/8/2023) siang, kerabat korban datang dan bersama pemilik indekos mendaatangi kamar 102 tempat korban tinggal.
Mendapati pintu terkunci dari luar, kerabat korban bersam pemilik indekos mendobrak pintu kamar hingga akhirnya didapati jasad korban dalam kondisi terbungkus plastik hitam di bawah tempat tidur.
Baca juga: Senior Pembunuh Mahasiswa UI, Buang Jaket Bernoda Darah di Sela Tembok Samping Rumah Kontrakannya
Temuan tersebut pun dilaporkan kepada polisi dan tak butuh lama polisi menangkap pelakunya Altafasalya Ardnika Basya di kamar indekosnya yang berjarak sekira 1 kilometer dari tempat indekos korban.