Sandiaga Uno menyebut wajar jika saat ini arah dukungan politik dari setiap partai mulai terlihat.
Sebab, masa pendaftaran capres-cawapres ke KPU RI sudah tinggal 2 bulan lagi.
Oleh karena itu, setiap parpol perlu untuk berkonsolidasi untuk menentukan pemenangan.
"Dan memang sekarang tinggal dua bulan lagi menuju pendaftaran, dan memang sudah saatnya bisa berkonsolidasi," ungkap Sandiaga Uno ketika mengunjungi Desa Praijing, Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur, Senin (14/8/2023).
Pihaknya pun akan melaporkan kondisi saat ini kepada Plt Ketua Umum PPP, Muhamad Mardiono.
Sehingga kata dia, Mardiono dapat segera berkonsolidasi dengan PPDIP selaku partai koalisi.
"Dan saya tentunya akan berkoordinasi dengan pimpinan partai yang warna hijau, untuk berbicara dengan partai yang warna merah," ujar Sandiaga Uno.
Baca juga: PAN dan Golkar Dukung Prabowo, PPP Yakin Potensi Sandiaga Jadi Cawapres Ganjar Semakin Terbuka
PDIP Tak Ingin Janji
Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah mempersilakan PPP menentukan sikap terlebih untuk mundur koalisi jika Sandiaga Uno tak terpilih menjadi Cawapres.
Sebab kata Basarah, dalam kerja sama partai politik harus didasarkan pada kesukarelaan antar partai politik.
"Monggo (jika mau ambil sikap), lagi-lagi kan bagi PDIP kerja sama politik itu dasarnya harus kesukarelaan tidak boleh ada paksaan, apalagi ada ancaman, dan lain sebagainya," kata Basarah di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (14/8/2023).
Kata Basarah, jika dalam kerja sama politik kedua belah pihak tidak berlandas pada kesukarelaan, maka yang timbul dari kerja sama itu hanyalah kesulitan.
"Karena kalau sebuah kerja sama politik itu landasannya bukan kesukarelaan, ya tentu perjalanannya akan semakin sulit," lanjut Basarah.
Perihal siapa yang berpotensi menjadi cawapres Ganjar Pranowo, Basarah menyatakan, sejauh ini ada beberapa nama dan sudah mengerucut pada 5 tokoh.
Beberapa nama yang dimaksud kata dia, yakni, Sandiaga Salahuddin Uno, Mahfud MD, Puan Maharani, Yenny Wahid, Jenderal (Purn) Andika Perkasa, dan Erick Thohir.
(Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani/Rizki Sandi Saputra)