Dwi Aulia mengaku senang pandemi telah dicabut, namun di sisi lain ia merasa sedih.
Menurutnya saat Indonesia diberlakukan status pandemi Covid-19, Dwi Aulia merasa banyak hal positif yang diterima.
"Salah satunya dengan work from home (WFH), gak macet (kayak) sekarang. Tapi kini kembali macet dan polusi dimana-mana," kata Dwi Aulia.
Sama seperti Desi, ia pun mengaku pernah sekali terinfeksi Covid-19.
Namun, dirinya punya dua kisah yang cukup mengena selama menjadi pasien Covid-19.
Sebelumnya Dwi Aulia mengisahkan dirinya tertular usai bertemu dengan teman-temannya.
"Waktu itu lebih ke takut, karena waktu itu ada acara keluarga, kakak mau lamaran. Agak bingung juga," kata Dwi Aulia.
Ia bingung tidak bisa membantu acara keluarga tersebut. Di sisi lain, Dwi yang isolasi mandiri di rumah turut khawatir.
Takut, dirinya bisa menularkan pada keluarga lain, termasuk sang kakak.
"Akhirnya kakak saya juga ketularan jadi agak drama," katanya lagi.
Baca juga: Menteri PUPR Basuki Beberkan Alasan Cek Baju Erick Thohir saat Upacara HUT RI, Akui Penasaran
Pengalaman unik kedua adalah Dwi salah minum obat hingga beberapa hari.
Dwi memang mendapatkan obat gratis dari pemerintah lewat aplikasi telemedicine.
"Nah itu itu obatnya hanya tiga macam kalau gak salah. Tapi ada satu obat antivirus yang pertama kali harus dimakan delapan butir. Sedangkan esok hari dan selanjutnya hanya dua butir saja," kata Dwi.
Sayangnya, ia salah kaprah dan justru memakan obat antivirus tersebut sebanyak delapan butir setiap harinya.
"Tapi saya salah baca. Malah tiap hari saya minum. Jadi ternyata kelebihan obat," kenang Dwi sambil tertawa.