"Risiko berhadapan dengan Jokowi. Risiko perusahaan Pak Surya Paloh diganggu pemerintahan sekarang," ujarnya.
Gus Choi meminta partai politik (parpol) di Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) tak meragukan komitmen NasDem untuk Anies Baswedan di Pilpres 2024.
"Jadi kalau ada yang ragu dengan NasDem. Bagaimana NasDem itu ragu. NasDem itu yang mengumumkan. Berani mengambil risiko."
"Risiko berhadapan dengan Jokowi. Risiko perusahaan Pak Surya Paloh diganggu pemerintahan sekarang," kata Gus Choi di Gedung Akademi Bela Negara NasDem, Jakarta Selatan, Minggu (27/8/2023).
Hal-hal inilah yang memunculkan spekulasi ada dugaan deal terselubung Surya Paloh dan Jokowi di balik munculnya nama Cak Imin yang selama hampir 10 tahun ini dia dan PKB, partai yang dipimpinnya merupakan bagian dari koalisi di Istana.
Partai Demokrat sendiri amat risau kalau-kalau Anies batal meminang Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapresnya di Pilpres 2023.
Kemarin, Partai Demokrat membongkar isi surat pendek Anies Baswedan yang ditulis tangan sendiri oleh Anies yang isinya meminta kesediaan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk menjadi cawapresnya di Pilpres 2024 mendatang.
Surat itu menurut Partai Demokrat dibuat Anies pada 25 Agustus 2023, atau tidak sampai satu pekan sebelum Demokrat mengetahui Anies "berpaling" memilih Muhaimin Iskandar sebagai cawapresnya.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra membenarkan surat tersebut ditulis Anies minggu lalu.
"Surat Anies ke AHY minggu lalu," ujar Herzaky saat dimintai konfirmasi, Jumat (1/9/2023).
Di dalamnya, disebutkan surat dibuat dan disaksikan oleh 2 orang. Pada intinya, surat Anies itu berisi permintaan agar AHY menjadi pasangannya di Pilpres 2024.
Apa tanggapan Jokowi atas berbagai spekulasi yang menuding dirinya ada deal dengan Surya Paloh terkait kepentingan Pilpres 2023?
Jokowi Mengaku Bertemu Surya Paloh
Presiden Joko Widodo (Jokowi) membenarkan adanya pertemuan dengan Ketua Umum NasDem Surya Paloh di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis petang (31/8/2023). Jokowi mengatakan pertemuan tersebut merupakan pertemuan biasa.