Dia bertugas di Klinic K3 PT Pertamina EP IV Cepu, Jawa Tengah per 15 Juni 2020 sampai 31 Desember 2022.
Dari pengakuannya, Susanto mendapat upah hingga Rp 7,5 juta per bulan plus tunjangan.
Akibat ulah Susanto, Rumah Sakit PHC Surabaya merugi hingga Rp 262 juta.
Belakangan diketahui aksi penipuan identitas ini juga pernah ia lakukan di Kalimantan dan sejumlah wilayah di Jawa Tengah.
Baca juga: Soal Dokter Gadungan Lulusan SMA di PT PHC, Dirut Rumah Sakit Sebut Santoso Tak Pernah Beri Resep
Dikutip dari Surya.co.id, sepak terjang Susanto bermula pada tahun 2008 silam.
Ia sempat bekerja di Rumah Sakit Umum Gunung Sawo, Temanggung, Jawa Tengah.
Namun, ia hanya bekerja selama dua bulan, mulai bulan Februari sampai April 2008.
Sosok Susanto, Dokter Gadungan Tipu Banyak RS, Aksi Sejak 2008 dari Kaltim ke Jawa, Pernah Dipenjara
Kejahatan Susanto Dokter Gadungan di RS PHC, Pernah Tipu 7 Instansi Kesehatan Termasuk Jadi Dirut RS
Pada tahun yang sama, dirinya juga pernah bekerja di RS Habibullah di Jalan Raya Tahunan, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.
Bahkan, ia memiliki jabatan mentereng duduk di kursi Dirut di RS Habibullah itu.
Susanto juga memiliki pekerjaan sambilan sebagai dokter di Puskesmas Gabus di Jalan Raya Sulursari, Kecamatan Gabus, Kabupaten Grobogan.
Diketahui, ia juga pernah menjabat sebagai Kepala UTD PMI Grobogan selama 3 tahun dari tahun 2006 sampai 2008.
Namun, Susanto mendadak hilang setelah pamit ke Surabaya.
Keberadaan Susanto lalu terdeteksi di Kalimantan Selatan.
Susanto pun menyamar sebagai dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi (Obgyn) atau dokter kandungan.