“Saya cukup banyak menerima tawaran bergabung ke partai-partai lain, tapi di PSI, saya melihat kesempatan untuk tumbuh dan berkembang. Saya melihat PSI sebagai partai baru punya semangat untuk merangkul anak-anak muda sebagai generasi penerus bangsa,” kata peraih PhD dari Ghent University, Belgia, ini.
Plt Sekjen DPP PSI, Isyana Bagoes Oka menyampaikan rasa terima kasih atas bergabungnya Martin dan Sidi.
“Selamat datang untuk Bro Martin dan Bro Sidi. PSI sangat senang dan bangga ada pasokan energi baru, yang mau berjuang bersama. Mereka berdua adalah sosok keren dan membanggakan di bidang masing-masing. Ini menambah optimisme kami untuk lolos ke Senayan di 2024,” kata Isyana.
Menyimak paparan mereka berdua, lanjut Isyana, jelas apa yang mau mereka kerjakan di ranah politik.
Hal-hal baik yang sudah mereka lakukan masing-masing sekarang digeser ke ranah politik agar lebih berdampak luas.
“Kerja memperbaiki Indonesia, yang dilakukan PSI sejak 2014, butuh orang-orang baik dan kompeten seperti Bro Martin dan Bro Sidi. Kita berharap akan ada lebih banyak orang baik yang ikut serta karena ini kerja yang sungguh besar,” kata Isyana.
Anggota Dewan Penasehat PSI, Irma Hutabarat, juga mengaku bersyukur dengan bergabungnya Martin dan Sidi.
“Mereka bukan orang yang bisa dibujuk dengan uang atau jabatan. Mereka bergabung karena meyakini ada kesamaan pikiran dan nilai dengan PSI,” kata Irma.
Nama Martin Lukas Simanjuntak mencuat ke publik setelah menjadi salah seorang kuasa hukum Brigadir Joshua.
Kini, ia juga menjadi bagian dari 300 advokat pembela Kamaruddin Simanjuntak yang ditetapkan sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik.
Alumnus Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia (UKI) ini sedang menyelesaikan Program Magister Ilmu Hukum dengan Disiplin Hukum Bisnis di Universitas Trisakti. Ia berkiprah sebagai advokat baik di tingkat lokal maupun nasional.
Sidi adalah peneliti tropical plants di Ghent University, Belgia. Juga sebagai Direktur Pertanian Africa Global Development for Positive Change Initiative (ADIafrica), sebuah NGO di Nigeria, dan Ketua Umum Asosiasi Beyond Moringa Indonesia (ABMI) yang berbasis di Denpasar, Bali.
Ia tergabung dalam Program Amati Indonesia yang bekerja sama dengan beberapa kementerian dalam mengupayakan pengembangan UMKM, agribisnis dan program-program terkait kehutanan sosial.
Aktvitas lain adalah menjadi konsultan perusahaan rempah-rempah di Surabaya.