TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Solidaritas Indonesia (PSI) kini jadi sorotan.
Partai politik yang identik dengan anak-anak muda ini disorot lantaran baru saja merekrut seorang anak muda terkenal Kaesang Pangarep yang tak lain adalah putra bungsu Presiden Jokowi.
Bukan itu saja hanya dalam kurun waktu tiga hari setelah mendapatkan Kartu Tanda Anggota (KTA) PSI, Kaesang langsung didaulat jadi Ketua Umum PSI.
PSI tergolong partai baru.
Jika dibandingkan dengan partai besar seperti Golkar dan PDIP yang sudah lama di jagat perpolitikan Indonesia, PSI baru pertama kali ikut Pemilu pada 2019 lalu.
Namun PSI gagal mengirim wakilnya ke Senayan sebagai Anggota DPR RI. Kini setelah Kaesang bergabung, PSI menargetkan bisa mempunyai wakil di Senayan yakni Anggota DPR RI.
Meskipun sebelum Kaesang bergabung, PSI ditinggal sejumlah kader utamanya seperti Rian Ernest Tanudjaja, Michael Victor Sianipar, Tsamara Amany, Sunny Tanuwidjaja, Surya Candra, dan Guntur Romli.
Baca juga: Pengamat Nilai Masuknya Kaesang di PSI Menjadi Jangkar Pengaman Jokowi Selepas Tak Lagi Presiden
Lalu bagaimana sebenarnya sejarah terbentuknya PSI? Siapa tokoh di balik terbentuknya PSI? Berikut ulasan Tribunnews.com dirangkum pada Selasa (26/9/2023) :
Awal Mula Terbentuknya PSI
PSI lahir tak lama setelah Pemilu 2014, tepatnya 16 November 2014.
Melansir kompaspedia.kompas.id, awal mula PSI terbentuk berawal dari perbincangan santai lima anak muda di sebuah kafe di bilangan Jakarta Selatan.
Lima anak muda itu diantaranya Grace Natalie, Raja Juli Antoni, Isyana Bagoes Oka, dan dua orang lainnya.
Pertemuan ini tidak lepas dari terpilihnya Jokowi sebagai presiden di Pilpres 2014.
Dibahaslah ihwal reformasi politik dalam pertemuan tersebut hingga muncul kesepakatan untuk membentuk partai politik.