Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hasil survei nasional Indikator Politik Indonesia yang dilakukan pada 2-10 Oktober 2023 menempatkan PDIP pada urutan puncak elektabilitas partai politik.
PDIP meraih 22,3 persen suara diikuti Gerindra 16,9 persen, Golkar 9,1 persen, PKB 8,1 persen, dan Nasdem 6,9 persen.
Kemudian PKS memperoleh 5,7 persen, PAN 4,5 persen, Demokrat 4,3 persen, dan PPP 3,2 persen.
Pada pertanyaan alasan utama memilih partai tersebut, 27,3 responden menjawab terbiasa memilih PDIP, Golkar 44,7 persen, dan PKB 20,6 persen.
"Mungkin faktor loyalitas karena sudah biasa memilih partai itu. Kalau kita cek di situ paling besar PDIP, kemudian PKB. Ini umumnya partai lama, Golkar juga tinggi," kata Peneliti Utama Indikator Burhanuddin Muhtadi memaparkan hasil survei di kanal Youtube Indikator Politik Indonesia, Jumat (20/10/2023).
Kemudian ada 21,9 persen responden yang mengaku memilih PDIP karena suka dengan Joko Widodo.
Baca juga: Golkar Pastikan Undang Presiden Jokowi dan Pimpinan Parpol KIM di Acara Puncak HUT Ke-59
Menurut Burhanudin, hal ini menunjukkan bahwa Jokowi punya kontribusi elektoral yang besar bagi PDIP.
"Artinya kita bisa simpulkan, Presiden Jokowi punya kontribusi elektoral yang sangat memadai, sangat besar buat PDIP," katanya.
Di sisi lain, responden yang memilih PDIP karena suka dengan Megawati hanya 4 persen.
Baca juga: Sekjen Gerindra Ungkap Alasan Kumpulkan Elite Parpol Koalisi Pendukung Prabowo di Kertanegara
Kemudian responden yang memilih Partai Demokrat, 37,5 persen karena suka dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Serta mereka yang memilih Gerindra, 53,8 persen karena suka dengan Prabowo.
Survei berlangsung pada 2-10 Oktober 2023. Populasi survei adalah seluruh warga negara Indonesia yang punya hak pilih dalam pemilihan umum yakni mereka yang berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah saat survei dilakukan.
Penarikan sampel menggunakan multistage random sampling. Responden yang terlibat sebanyak 1.200 orang yang berasal dari seluruh provinsi dan terdistribusi secara proporsional.
Margin of error dalam survei ini sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.