"El commandante itu adalah strategi PDI Perjuangan untuk mencengkram basis suara, tidak hanya di tingkat pusat tapi hingga di tingkat RT dan RW."
"Menurut saya, dengan pengalaman PDI Perjuangan yang telah memenangkan Jokowi, dan memenagkan Gibran di Solo, saya rasa tidak akan mudah bagi pasangan nomor urut 2 untuk merebut kandang-kandang banteng di Jawa Tengah dan Yogya," jelasnya.
Dia juga menjelaskan karakteristik pemilih di Jawa Tengah adalah solid kepada Partai Politik, terkhusus PDI Perjuangan. Meskipun demikian tidak bisa juga dipungkiri adanya para penggemar atau pendukung Jokowi.
"Tetapi ketika mereka mendapat informasi, pemberitaan dari media sosial atau media arus utama, politik dinasti, kemudian ada keserakahan, kekuasaan, mereka menjadi paham politik, literasi politiknya sudah jalan."
"Dan yang jelas PDI Perjuangan sudah jauh-jauh hari melakukan gerakan bawah tanah. Oleh karena itu sangat berat untuk mengalahkan PDI Perjuangan di kandang banteng terbesar di Jawa Tengah dan Yogya," paparnya.
Menurut dia, Gibran akan kesulitan untuk menghadapi fanatisme dan loyalitas dari para pendukung PDI Perjuangan di berbagai pelosok Jawa Tengah.
"Karena Jawa Tengah sendiri adalah kandangnya Ganjar, bukan kandangnya Gibran," tegasnya.
Tonton video lengkap wawancara eksklusif dengan pakar komunikasi politik Universitas Indonesia (UI), Ari Junaedi. (*)