Menurutnya, yang terpenting masyarakat mengenali calon pemimpin yang dipilih.
Mengetahui visi-misinya, pemikirannya, dan rekam jejaknya.
Kemudian, Indra juga mengklaim bahwa pihaknya memiliki tim yang lengkap untuk menghadapi debat capres pada 12 Desember mendatang.
Repon Pengamat Pemilu
Soal usulan debat capres berbahasa Inggris ini juga direspons oleh berbagai kalangan.
Di antaranya pengamat pemilu sekaligus Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini.
Titi menilai, usulan debat capres menggunakan Bahasa Inggris adalah suatu hal yang berlebihan dan tidak diperlukan publik.
Menurutnya, ada forum-forum yang memang diperlukan untuk melihat kecakapan capres dan cawapres berbahasa Inggris.
Dikatakan dosen hukum Universitas Indonesia itu, ebat merupakan edukasi pemilih mendapatkan visi misi program.
Titi menyebutkan kalau memang dirasa ada forum yang perlu disasar dengan bahasa Inggris maka sebaiknya dibuat forum khusus saja.
KPU
Adapun respons KPU sendiri membolehkan capres-cawapres untuk berdebat menggunakan Bahasa Inggris.
Meski begitu, Ketua Hasyim Asyari mengingatkan rakyat Indonesia berbahasa Indonesia.
Hasyim kemudian mengatakan tak ada pembahasan usulan penggunaan Bahasa Inggris dalam rapat bersama tim sukses pasangan capres-cawapres di Kantor KPU RI.