TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Relawan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Muarah (50), menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal di Sampang, Madura, Jawa Timur.
Berdasarkan informasi yang didapat, belakangan diketahui Muarah merupakan tokoh agama setempat.
Menanggapi hal ini, pakar psikologi forensik Reza Indragiri Amriel, walau orang yang ditembak adalah relawan Prabowo-Gibran, belum tentu penembakan itu dilatari motif politik.
Namun, sambungnya, jika bermotifkan politik, betapa mengerikan bahwa saban kali penyelenggaraan kontestasi demokrasi berturut-turut ada pihak yang by design menciptakan keonaran dengan modus mencabut nyawa orang.
”Dengan bobot keseriusan macam itu, tepat kiranya jika dibentuk tim investigasi gabungan,” kata Reza dalam keterangan yang diterima Tribunnews.com, Selasa (26/12/2023).
Tujuannya, menurut dia, supaya peristiwa pidana dimaksud bisa diungkap secara tuntas, menyeluruh, objektif, dan transparan.
”Menyeluruh, mengingat kejahatan bermotif politik pada masa pilpres tampaknya tidak dilakukan secara individual, melainkan terorganisasi,” papar Reza.
”Berarti, ada lebih dari satu pihak. Meliputi eksekutor, perencana, pembiaya, dan seterusnya,” tambah Reza.
Ia menambahkan, kasus ini juga potensial menambah beban Prabowo.
Reza mengingatkan pada 2019, sekian banyak orang jatuh korban dalam demo di Bawaslu.
Mereka, lanjut dia, senapas dengan Prabowo, menentang hasil pilpres yang dinilai penuh kecurangan.
Tapi antiklimaks, saat itu Prabowo tidak menunjukkan keberpihakan atau pembelaan terhadap para korban.
Itu pula yang menurut Reza, diingatkan Anies pada debat capres beberapa waktu lalu. Keluarga salah satu korban bahkan sampai menemui Anies saat itu.
"Nah, bagaimana sikap Prabowo kali ini terkait penembakan terhadap orang yang disebut sebagai relawannya itu? Akankah kali ini Prabowo memperlihatkan empati, bahkan menyediakan bantuan hukum, kepada korban?"
Menurut Reza, semestinya demikian. Bukan sebatas bentuk kepedulian pribadi. Sebagai capres, atensi Prabowo juga harus berada pada level publik.
”Yaitu, agar kepolisian bekerja tuntas sehingga tidak ada lagi kesan bahwa otoritas penegakan hukum abai terhadap tindak pidana, terutama pembunuhan pada masa seputar pilpres."
Kronologi
Relawan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka, Muara (50), menjadi korban penembakan oleh orang tak dikenal di Sampang, Madura, Jawa Timur.
Peristiwa penembakan tersebut terjadi pada Jumat (22/12/2023) pagi sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu, Muara tengah bersantai dan mengobrol dengan tiga orang temannya di depan toko pinggir jalan, di Desa Banyuates, Kecamatan Banyuates, Sampang.
Saat asyik mengobrol itu, tiba-tiba dua orang pria yang berboncengan menggunakan sepeda motor melepaskan tembakan ke arah Muara.
Kasi Humas Polres Sampang Ipda Sujianto mengatakan peluru ditembakkan sebanyak dua kali dan mengenai bagian pinggang Muara.
Sayangnya, wajah pelaku tidak jelas karena mengenakan masker dan helm.
“Kedua pria itu mengenakan celana, jaket hitam, masker, dan menggunakan helm,” kata Sujianto, Sabtu (23/12).
Korban pun dibawa ke puskesmas terdekat dan dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya. Per Senin (25/12) kemarin, kondisi Muara perlahan membaik dan stabil.
Tim Penasehat Prabowo-Gibran, Letjen TNI (Purn) Sjafrie Sjamsoedin membenarkan bahwa korban merupakan relawan Prabowo-Gibran dan merupakan tokoh masyarakat di Banyuates.
“Betul bahwa beliau merupakan relawan tim dari Bapak Prabowo dan Mas Gibran,” kata Sjafrie, Senin kemarin.