Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebaran dokter di Indonesia masih belum merata dan masih terpusat pada beberapa wilayah tertentu.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar IDI (PB IDI) dr Adib Khumaidi SpOT.
"Ada mal distribusi. Jadi pemerataan dokter yang tidak sama di setiap wilayah Indonesia, sehingga proporsinya sangat berbeda," ungkapnya pada media briefing virtual, Senin (26/2/2024).
Saat ini, baru di wilayah perkotaan sebaran dokter tercukupi.
Setidaknya ada lima besar di antaranya DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Banten.
"Itu adalah beberapa wilayah yang mempunyai proporsi dokter umum jauh lebih besar dibandingkan wilayah lain,” tambahnya.
Baca juga: IDAI Soroti Sebaran Dokter Endoktrin yang Tak Merata
Menurut dr Adib, terkait hal ini, ada beberapa strategi yang bisa dilakukan.
Pertama menghadirkan program khusus dari pemerintah untuk menyebarkan dokter ke wilayah yang kekurangan.
Program model seperti ini sebenarnya dahulu sudah ada yaitu wajib kerja dokter spesialis dan bersifat sementara.
"Ada masa satu tahun dengan dukungan anggaran pemerintah pusat, penempatan dokter dan spesialis. Termasuk dokter penyakit dalam, spesialis anak, spesialis kandungan, bedah, anastesi dan radiologi patologi (untuk) bisa mengisi wilayah tersebut," imbuhnya.
Wilayah yang dipilih biasanya minim tenaga kesehatan atau fasilitas kesehatan, sehingga diprioritaskan menerima manfaat dari program tersebut.
Strategi kedua, bisa diperkuat melalui regulasi, dalam hal ini berkaitan juga dengan BPJS kesehatan.
"Wilayah yang masih minim ketersediaan dokter, bekerja sama dengan rumah sakit pusat pendidikan. Kemudian menempatkan semester terakhir pendidikan dokter spesialis dalam waktu tertentu berada di wilayah tersebut," paparnya.