TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid menilai kunjungan kerja Menteri Pertahanan Prabowo Subianto ke Beijing, China merupakan langkah strategis sebagai upaya Indonesia untuk meredakan tensi ketegangan di wilayah Asia Timur, terutama kawasan-kawasan dengan potensi konflik seperti Laut China Selatan, Laut China Timur, Semenanjung Korea, dan Selat Taiwan.
"China dan Indonesia berperan penting menjaga kestabilan keamanan kawasan di saat ekonomi dunia tidak menentu," kata Meutya Hafid dalam keterangannya kepada media, Selasa (2/3/2024).
Politisi Partai Golkar itu juga menganggap kunjungan Menhan Prabowo Subianto ke China juga dapat dilihat dari konteks kawasan Indo-Pasifik dimana kebangkitan China dan episentrum pertumbuhan global di kawasan menyebabkan Indo-Pasifik menjadi ”medan pertarungan” kekuatan besar dunia, China dan AS.
"Indonesia melalui kunjungan Pak Prabowo Subianto ingin menempatkan diri dan mengambil posisi dalam menghadapi realitas, dinamika, dan tantangan di Indo-Pasifik," katanya.
Baca juga: Sederet Sambutan Baik Iringi Wacana Pertemuan Prabowo dan Megawati, Gerindra hingga PDIP Satu Suara
Meutya Hafid juga melihat kunjungan ini sebagai bentuk komitmen Prabowo Subianto dalam melanjutkan arah kebijakan politik luar negeri Presiden Joko Widodo.
Seperti diketahui, Presiden China Xi Jinping mengundang Prabowo Subianto sebagai Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih untuk melakukan kunjungan resmi ke China pada 31 Maret - 2 April 2024.
Kunjungan Prabowo ke China tersebut menjadi kunjungan luar negeri pertamanya sebagai presiden terpilih.
Dalam pertemuannya, Xi Jinping mengucapkan selamat kepada Prabowo Subianto atas terpilihnya sebagai presiden Indonesia, dan meminta dia menyampaikan salam tulus kepada Presiden Joko Widodo.
"Sebagai Ketua Komisi I DPR RI, saya melihat ucapan selamat dari Presiden Xi Jinping kepada Pak Prabowo Subianto sebagai presiden terpilih Indonesia adalah tata krama diplomasi yang sangat tulus dua negara bersahabat dan memiliki hubungan sejarah yang amat panjang," ujarnya.
Selain itu, lanjut Meutya Hafid, ucapan selamat ini wujud rekognisi (pengakuan) dari China bahwa Indonesia adalah mitra strategis di kawasan.
"Ini modal yang sangat baik Indonesia di bawah pemerintahan baru nanti," jelasnya.