Bagi peziarah ataupun orang Indonesia yang berkunjungan ke Vatikan, Rm Markus Solo merupakan perpustakaan berjalan. Ia mengetahui setiap sudut Vatikan dan Kota Roma.
“Gratia artinya rahmat dan seperti namanya semoga mendapat anugerah bisa disentuh Pope. Semoga Cia mendapat anugerah dan bisa bersalaman dengan Paus ya.....“ ujar Rm Markus Solo sambil memegang kepala Cia. Anak kecil ini hanya melihat Rm Markus Solo sambil mengangguk-angguk.
PAUS MENGHAMPIRI
Paus Fransiskus datang ke Lapangan St. Petrus. Semua peziarah bergembira, bernyanyi dan mengelu-elukan. Paus mengelilingi St Petrus dan menyapa para peziarah.
Anak-anak kecil selalu mendapat perhatian dari Paus Fransiskus. Dan setiba di podium, mimbar utama, semua terdiam dan mendengarkan memberikan sambutan dalam berbagai bahasa.
Setelah pemberian sambutan, Paus menerima audiensi dari para uskup dan kardinal yang hadir dalam acara tersebut.
Segera setelahnya, Paus Fransiskus dengan menggunakan kursi roda, menghampiri para peziarah yang berada di VVIP yang berasal berbagai negara dan kalangan.
Ucapan selamat juga diucapkan oleh Paus Fransiskus kepada para pengantin baru yang mendapat anugerah bersalaman secara pribadi. Paus juga berfoto bersama dengan peziarah rombongan yang sudah terdaftar.
Ketika rombongan khusus sudah selesai, Paus yang tanpa kenal lelah itu kemudian menghampiri para peziarah rombongan atau individual yang berada di reparto speciale.
Tidak mudah untuk mendapatkan perhatian dari Paus dan kemudian bersalaman. Karena tidak diatur, tidak ada urutan, para peziarah berdesak-desakan untuk menempati posisi di pagar pembatas. Dan ini yang dialami oleh Cia juga.
Jika ingin mendapat kesempatan bersalaman atau menyentuh paus, para peziarah harus bersabar menunggu ada tempat lowong ataupun bersabar untuk berdesak-desakan.
Paus Fransiskus sendiri selalu tersenyum menyalami satu-satu peziarah. Tak luput, hal yang sama dilakukan Cia dan Mamanya.
Cia memanggil sang ibu dengan sebutan Mama.
Dan tibalah giliran Cia. Ia berjuang untuk mendapatkan perhatian.
Dengan kaki dan tubuhnya dipegangi sang mama, Cia mencoba menarik perhatian Paus Fransiskus.
Cukup dekat jaraknya. Hanya satu meter. Meski dekat, Cia tetap harus bersabar menunggu giliran.
Akhirnya, Paus Fransiskus menyentuh Cia. Paus Fransiskus memandang tajam pada Cia yang bingung dengan situasi itu.
Namun Cia tersenyum ketika Paus Fransiskus menyelipkan permen ke dalam genggaman tangannya.
Tidak lama persentuhan yang terjadi antara tangan Cia dan tangan Paus Fransiskus.
Namun itu adalah sejarah hidup seorang manusia. Anggota rombongan lain bersorak karena upaya bersalaman dengan Paus dengan penantian berjam-jam membuahkan hasil.
Anugerah yang luar biasa. Bagi seorang anak, yang menanti dalam ketidakmengertiannya.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Permen dari Paus Fransiskus untuk Cia Bocah 6 Tahun dari Indonesia,