Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fersianus Waku
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyindir banyak instansi yang membuat dan meneken Pakta Integritas.
Namun kata Luhut, meskipun penandatanganan pakta integritas berulang kali dilakukan, ujung-ujungnya tetap korupsi.
Hal itu disampaikan Luhut pada acara launching buku "Sea Power Indonesia di Era Indo Pasifik" karya Laksamana TNI (Purn) Marsetio di Wisma Elang Laut, Menteng, Jakarta, Selasa (6/8/2024).
Luhut mengatakan dirinya bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani akan ke Batam untuk mengumumkan semua pelabuhan sudah terkoneksi dengan artificial intelligence (AI).
Dia meyakini sistem teknologi berbasis AI akan mengurangi praktik-praktik korupsi karena tak lagi ada pertemuan tatap muka.
"Akan menurunkan korupsi dengan cukup signifikan, karena tidak ada lagi pertemuan-pertemuan muka dan semua harus dilakukan melalui AI saja," kata Luhut di lokasi.
Baca juga: Luhut Sebut Kabinet Prabowo Dilantik 21 Oktober, Rapat Kabinet Perdana 23 Oktober
Menurut Luhut, sistem AI akan menyelesaikan masalah korupsi yang selama ini seringkali terjadi.
Meskipun, kata dia, ada Undang-undang (UU) yang menjerat pelaku korupsi.
"Tetapi itu enggak cukup ya kita bikin teknologi," ungkapnya.
Karenanya, Luhut mengaku tidak percaya dengan pakta integritas yang selama ini dibuat.
"Saya bilang semua teken-teken (pakta integritas) Pak Presiden (Jokowi), saya bilang sudah banyak sekali, tetapi maling juga," ucapnya.
Luhut mengaku sudah meminta Presiden Jokowi untuk membuat sistem penyelenggaraan pemerintahan berbasis digital.
"Jadi saya bilang Pak Jokowi, Pak kita harus digitalkan, itulah lahirnya e-katalog, lahir e-katalog," imbuhnya.