TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan membocorkan rencana pelantikan kabinet pimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan rapat perdana kabinet presiden dan wakil presiden terpilih itu.
Menurut Luhut, Prabowo akan melantik jajaran menterinya sehari setelah ia dan Gibran dilantik menjadi presiden dan wakil presiden.
Sementara sidang perdana kabinet akan digelar pada 23 Oktober 2024.
Prabowo kata Luhut sudah mengatakan kepada dirinya akan dilantik sebagai presiden pada 20 Oktober 2024.
"Kemarin dia (Prabowo, red) bilang dilantik tanggal 20 (Oktober), '21 aku umumkan kabinetku aku lantik', terus sidang kabinet 23 (Oktober)'," kata Luhut membocorkan obrolannya dengan Prabowo pada acara launching buku "Sea Power Indonesia di Era Indo Pasifik" karya Laksamana TNI (Purn) Marsetio di Wisma Elang Laut, Menteng, Jakarta, Selasa (6/8).
Sebelum Prabowo dan Gibran dilantik, jajaran pemerintah saat ini kata Luhut akan berkoordinasi dengan tim transisi pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Jadi saya bilang, 'nanti kami siapin Pak ini semua, nanti dengan kami koordinasikan dengan timnya Bapak', ya biar semuanya bisa jalan," ujar Luhut.
Luhut pun mengajak semua pihak mendukung pemerintahan Prabowo-Gibran lima tahun mendatang.
Dia menuturkan, pemerintah Prabowo-Gibran mungkin tidak sepenuhnya sempurna, sama seperti Jokowi-Ma'ruf.
"Tetapi saya optimis karena saya punya pembanding, waktu saya dulu Kepala Staf Presiden 2014, dengan sekarang ini saya melihat bahwa, I am very optimistic, bahwa the next administration itu akan bisa jalan lebih cepat, apalagi saya kira Pak Prabowo sangat cepat, saya kenal baik," ucap Luhut.
Baca juga: 2 Politisi Gerindra Bertemu Habib Rizieq Shihab, Ada Pesan untuk Prabowo-Gibran
Sebelumnya pada rapat terbatas (Ratas) Kabinet pada Senin (5/8) lalu Presiden Jokowi meminta seluruh program Presiden terpilih Prabowo Subianto diakomodasi dalam rancangan Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
"Saya ingin di dalam rencana rancangan APBN 2025 ini mengakomodasi semua program presiden terpilih," kata Jokowi membuka rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta.
Jokowi mengatakan RAPBN 2025 harus dibuat dengan kewaspadaan terhadap situasi dunia. Salah satu yang ia soroti adalah potensi perlambatan ekonomi global.
Dia berkata ancaman terhadap APBN 2025 bisa berasal dari kebijakan suku bunga negara lain hingga kondisi geopolitik yang memanas. Untuk mengantisipasi itu, Jokowi menilai Indonesia perlu punya lebih banyak pemasukan.