Padahal, fenomena kotak kosong dalam Pilkada 2024 disebut telah mengkebiri hak-hak masyarakat.
"Hak-hak rakyat tidak dikebiri dengan kotak kosong, tapi itu tidak memadai yang kita tangkap. Oleh karena itu, mari kita bersama-sama, setelah pidato Pak Jokowi ini, kita beri masukan. Karena demi persatuan kita, demi kebaikan kita bersama."
"Rasanya masukan yang lebih detail walaupun dalam waktu 2-3 bulan mendatang waktunya terasa singkat. Paling tidak Presiden Jokowi dapat lebih menekankan pada persatuan, demokrasi, hak-hak rakyat dan seterusnya," ucapnya.
Ribka Tjiptaning
Diwartakan Kompas.com, Ribka Tjiptaning alias Mbak Ning mengaku, tertawa mendengar pidato kenegaraan yang disampaikan Jokowi dalam sidang tahunan MPR, DPR dan DPD RI.
Pasalnya, ucap Ribka, apa yang disampaikan Jokowi dalam pidato berbanding terbalik.
Khususnya, saat mantan Gubernur Jakarta itu, menyebut Indonesia bisa mengatasi gelombang atau tantangan sebagai bangsa dan negara.
"Kalau aku cuma ketawa ketika Pak Jokowi ngomong. Gitu ya kan?" ujar Ribka saat ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat.
"Kita mengatasi gelombang-gelombang, gitu kan, kita bisa mengatasi. Aku bilang, itu sih bukan mengatasi gelombang. Kau Pak Jokowi, menciptakan gelombang kalau beliau itu sehingga menjadi karut-marut seperti ini," imbuhnya.
Baca juga: Video Kala Prabowo Tetap Berdiri saat Namanya Disebut oleh Jokowi di Pidato
Kendati demikian, Ribka tak merinci secara detail perihal karut-marut di Indonesia yang disebutnya karena Jokowi.
Ia menegaskan, politikus asal Solo itu bukan yang mengatasi gelombang, melainkan pencipta gelombang itu.
"Pak Jokowi yang menciptakan gelombang, bukan kita bisa mengatasi gelombang, dia yang menciptakan gelombang," ungkap Anggota DPR Fraksi PDI-P ini.
Ribka mengaku, dirinya mengatakan hal itu karena paham sebagai kader PDIP.
Ia lantas menegaskan, pihaknya tak perlu mengingatkan Jokowi karena bukan lagi kader PDIP.
"Enggak usah, enggak usah diingatkan. Beliau kan sudah cukup tua, cukup dewasa, cukup mengerti, apalagi kalau sebagai kader partai tahulah kiat-kiatnya apa yang harus tidak bisa atau dilarang, dilanggar."
"Ngapain diingatin. Kayak saya nih kader partai, aku tahu diri, aku enggak boleh begini, aku enggak boleh begitu," tuturnya.
(Tribunnews.com/Deni/Igman)(Kompas.com/Nicholas Ryan)