Terbanyak buatan Amerika Serikat, Prancis dan Korea Selatan.
"Indonesia berada di 25 besar negara yang paling banyak impor senjata. Tapi, Indonesia bukan termasuk pembeli terbesar bagi Amerika Serikat dan Perancis," ujarnya.
Melihat hal itu, Bogat menjelaskan Indonesia harus memperkuat industri pertahanan dalam negeri untuk imenjaga keamanan dan kedaulatan NKRI untuk mengantisipasi dinamika geolpolitik dunia yang bergerak sangat cepat.
"Saat ini mengedepankan alat pertahanan dalam negeri perlu ditingkatkan dalam menjaga keamanan negara di tengah geopolitik dunia yang memanas," katanya.
Dia pun meminta BUMN sektor pertahanan untuk lebih banyak memproduksi alutsista. Apalagi, BUMN sektor pertahanan memiliki pendapatan yang sudah naik saat ini.
"Kami minta BUMN industri pertahanan bisa meningkatkan produksi senjata maupun alutsista," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Global Sales and Marketing Ammunition KNDS Patrick Lier mengatakan bahwa persenjataan Indonesia sudah sangat maju.
Hal ini berkat kerjasama Prancis dan Indonesia dalam memajukan alutsista.
"Kami sudah membantu Indonesia dalam industri senjata untuk membangun persenjataan yang lebih canggih. Apalagi, Indonesia sudah sangat maju untuk alutsista dalam negeri,” kata Patrick.
Pattrick mengungkapkan KNDS telah bekerjsama dengan BUMN industri pertahanan seperti PT Pindad. Menurutnya, BUMN itu merupakan mitra penting untuk mengembangkan sistem persenjataan darat.
"Kerja sama utama yakni artileri, amunisi dan kendaraan tempur. Untuk itu kerjasama ini menjadikan adanya win win solution yang didapatkan Indonesia dan Prancis," tandasnya.
Sedangkan Plt Gubernur Lemhanas RI Letjen TNI Eko Margiyono menegaskan bahwa amunisi konvensional menjadi salaah satu paremeter keberhasilan operasi militer.
Dalam sambutannya, Eko menyatakan, belajar dari beberapa peperangan di berbagai belahan dunia dalam beberapa tahun belakangan, amunisi konvensional menjadi prioritas selain penggunaan teknologi baru dalam memenangkan pertempuran.
Baca juga: PT Pindad Kembangkan Teknologi yang Bisa Deteksi Keberadaan Senjata Buatannya
“Kebutuhan amunisi konvensional menjadi suatu parameter keberhasilan operasi yang sangat perlu dipenuhi dan diperhitungkan. Ini untuk menjamin kesiapsiagaan operasi TNI dalam menghadapi berbagai tantangan dan ancaman yang mungkin ditimbulkan setiap saat,” ujar Eko.