Iqbal menjelaskan, dirinya bukan anak yang hidup dalam kemewahan dan kekuasaan.
Sejak kecil, Iqbal berjuang melawan ketidakadilan.
Katanya, sang ibu selalu menanamkan nilai-nilai keadilan dan welas asih.
Harapan besar ibunya, lanjut Iqbal, agar dia bisa berguna bagi masyarakat dan berpihak kepada mereka yang terpinggirkan.
"Di saat yang lainnya memanfaatkan nama besar orang tuanya agar mendapatkan kedudukan dan jabatan, ada banyak orang tua dan pemuda yang berjuang."
"Untuk membayar biaya pendidikan yang mencekik, mencari kerja untuk menjadi tulang punggung keluarga, dan menjadi Ojol hanya untuk bertahan hidup sehari," papar dia.
Atas latar belakang keluarganya, Iqbal menegaskan hal itu adalah takdir yang tak bisa ia hindari.
"Takdir memilih saya terlahir sebagai anak seorang Jenderal TNI di era Orde Baru dan penyanyi kampung dari Sulawesi. Saya tidak bisa menolak takdir itu," urainya.
Diketahui, saat ini Iqbal bekerja sebagai asisten pengacara publik Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta.
Ia menjadi satu diantara korban dugaan penganiayaan dalam unjuk rasa di sekitar Gedung DPR, Kamis lalu.
Ketika kerumunan massa mencoba merobohkan pagar teralis besi dan memasuki area gedung, Iqbal yang khawatir akan keselamatannya mencoba mencari perlindungan.
Baca juga: Reaksi Machica Mochtar Tahu Anaknya Diamankan saat Demo di DPR
"Waktu saya baru loncat ke dalam pelataran Gedung DPR itu, tiba-tiba ada lemparan batu antara aparat dan massa," kata Iqbal saat ditemui di Polda Metro Jawa, Jumat (23/8/2024), dilansir Kompas.com.
Dalam usaha mengamankan diri, Iqbal mendekati seorang aparat tak berseragam dan meminta bantuan.
Namun, situasi makin memburuk saat aparat berpakaian bebas menyuruhnya berjongkok dan meminta Iqbal membuka celana.