"Kontribusi ekonomi digital ditargetkan sebesar 20,7 persen dari PDB dengan nilai 88,9 triliun dolar AS di tahun 2045," jelas Boni dalam rilis yang diterima Tribunnews, Jumat (11/10/2024).
Menurut Boni, dibutuhkan kerja sama antar kementerian dan lembaga terkait ekosistem ekonomi digital guna mencapai target di 2045 tersebut.
“Mulai dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk mengembangkan ekonomi digital dari sisi kreatif, Kementerian Perindustrian untuk mendorong digitalisasi industri dari berbagai sektor, Kementerian Keuangan untuk merumuskan kebijakan finansial yang tepat, serta Bank Indonesia dan OJK,” tutur Boni.
Baca juga: Bawa Manfaat Ekonomi, Kebijakan Hilirisasi Jokowi Akan Berlanjut ke Era Selanjutnya
Pertumbuhan digitalisasi dalam satu dekade
Pencapaian GMV Indonesia yang mengesankan tersebut tidak terlepas dari pertumbuhan signifikan di sektor digital dalam satu dekade terakhir ini. Sejak 2014 hingga 2024, digitalisasi menjadi prioritas pembangunan yang berfokus pada infrastruktur digital dan pengembangan ekonomi berbasis teknologi. Hal tersebut merupakan bagian dari upaya pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam mewujudkan visi “Indonesia Maju”.
Dalam keterangannya, Presiden Jokowi merasa yakin dan optimis dengan potensi ekonomi digital Indonesia. Menurutnya, ekonomi digital di Nusantara akan tumbuh hingga 360 miliar dolar AS. Artinya, transaksi ekonomi berbasis digital diproyeksikan naik empat kali lipat atau setara Rp5.800 triliun.
Berdasarkan data Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), penetrasi internet di Indonesia pada tahun 2014 masih sekitar 35 persen. Angka tersebut terus meningkat mencapai 80 persen pada tahun 2024.
“Kecepatan internet di Indonesia meningkat sejak tahun 2014 pada kisaran 2,5 Mbps kini naik menjadi 25 Mbps di tahun 2024. Artinya, kecepatan internet dalam sepuluh tahun ini meningkat 10 kali lipat,” papar Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi pada Selasa (8/10/2024).
Menteri Budi pun berharap kecepatan internet di Indonesia bisa menembus target 100 Mbps dalam lima tahun ke depan. Sebab, jaringan internet yang kian cepat dapat meningkatkan penetrasi internet yang akhirnya memberikan dampak positif dalam pengembangan ekonomi digital.
Tantangan UMKM dalam era digitalisasi
Dalam proses menjalankan digitalisasi, nyatanya UMKM dihadapkan pada berbagai tantangan seperti kurangnya pemahaman tentang teknologi digital, kekhawatiran terhadap keamanan data, resistensi terhadap perubahan transaksi, dan kesulitan dalam mengikuti regulasi terkait teknologi digital.
Hasil riset BRI Research Institute (BRIRIns) yang bekerja sama dengan Kedutaan Besar Inggris pada tahun 2023 menunjukkan bahwa meskipun tingkat penetrasi internet di Indonesia sudah cukup tinggi, yakni 75 persen, faktanya indeks digitalisasi UMKM hanya mencapai 48,7 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa meskipun banyak orang memiliki akses dan alat untuk internet, pemanfaatan layanan digital dalam operasional bisnis UMKM masih perlu ditingkatkan.
Oleh karena itu, penting untuk meningkatkan kesadaran, memberikan pelatihan yang memadai, dan mengembangkan strategi digital yang sesuai dengan kebutuhan bisnis segmen UMKM.
Dengan langkah-langkah tersebut, diharapkan UMKM di Indonesia dapat memanfaatkan potensi digitalisasi untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.
Baca juga: Kominfo Rilis Buku 10 Tahun Pembangunan Digital Indonesia