TRIBUNNEWSWIKI.COM - Maruarar Sirait adalah Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman di Kabinet Merah Putih pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.
Maruarar Sirait, S.I.P adalah politikus Partai Gerindra.
Dulunya, Maruarar Sirait merupakan mantan anggota DPR RI fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P).
Maruarar Sirait sering disapa dengan sapaan Bang Ara.
Politikus Gerindra ini lahir pada 23 Desember 1969 di Medan.
Namun meskipun begitu, Maruarar Sirait besar di Jakarta.
Maruarar Sirait adalah anak dari Sabam Sirait dan Sondang Boru Sidabutar.
Sebagai informasi, ayah Bang Ara, Sabam Sirait adalah politikus senior yang sudah berpolitik selama tujuh masa presiden Indonesia.
Sabam Sirait pernah menjadi Sekjen PDI Perjuangan selama 13 tahun, anggota DPR RI selama tujuh periode, diketahui awalnya adalah kader dari PDI-P.
Ayah Bang Ara juga pernah menjadi anggota DPA RI selama dua periode dan sebagai anggota DPD RI.
Baca juga: Menteri Maruarar Sirait Minta Harga Sewa Rusun Pasar Rumput Diturunkan Jadi Rp 1,25 Juta
Sejak kecil, Ara sudah terbiasa dengan lingkungan politik, sehingga tidak heran jika ia kemudian mengikuti jejak sang ayah di dunia politik.
Dengan kendaraan PDI-P, Maruarar Sirait tiga kali terpilih menjadi wakil rakyat dan duduk di Senayan, yakni periode 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019.
Dilansir Kompas.com, Maruarar Sirat ditempatkan di Komisi XI DPR RI yang membidangi keuangan dan perbankan.
Maruarar Sirait menikah dengan Shinta Triastuti dan dikarunia 2 orang anak.
Pendidikan
Maruarar Sirait menghabiskan masa sekolah sejak SD sampai SMA di Jakarta.
Maruarar Sirait mengenyam pendidikan dasar di SD PKSD VI Jakarta sejak 1982 sampai 1985.
Lulus dari SD, Maruarar Sirait melanjutkan ke SMPK Ora Et Labora dan lulus pada 1988.
Maruarar Sirait kemudian melanjutkan ke SMA Negeri 7 Jakarta hingga lulus pada 1991.
Lulus SMA, Maruarar Sirait melanjutkan kuliah ke Bandung mengambil jurusan Ilmu Politik di FISIP Universitas Parahyangan.
Maruarar Sirait berhasil meraih gelar sarjananya pada 1996.
Berikut rangkuman lengkapnya dilansir dari laman Perpustakaan Nasional:
Riwayat Pendidikan
- SD PSKD VI Jakarta 1982
- SMPK Ora Et Labora, Jakarta
- SMA Negeri 47
- Fisip Unpar Bandung
Baca juga: Maruarar Sirait dan Fahri Hamzah Ngantor di Seberang Kementerian Pekerjaan Umum
Riwayat Jabatan
- Manager KKBM Unpar Bandung
- Komisaris Utama PT. Potenza Sinergi
Pengalaman Organisasi
- GMKI Cab.Bandung
- Resimen Mahasiswa Unpar Bandung
- Wk.Bendahara PDIP Jabar 1999-2000
- Bendahara DPD PDIP Jabar 2000-2005
- Wakil Bendahara Fraksi PDIP di DPR
Rekam Jejak
Semasa kuliah, Maruarar Sirait merupakan mahasiswa yang aktif berorganisasi.
Maruarar Sirait aktif di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan mengasah kemampuan berpolitiknya di sana.
Maruarar Sirait juga aktif sebagai anggota Resimen Mahasiswa (Menwa) Unpar.
Selama menjadi mahasiswa, Maruarar Sirait sempat didaulat menjadi Manajer Kooperasi Keluarga Besar Mahasiswa (KKBM) Unpar.
Aktivitasnya di berbagai organisasi mahasiswa membuatnya tertarik untuk masuk ke dunia politik, terlebih ayahnya juga seorang politikus ulung dari PDI Perjuangan.
Pada 1999, Maruarar Sirait membulatkan tekad untuk bergabung bersama PDI Perjuangan, mengikuti jejak sang ayah.
Sebagai kader partai, Maruarar Sirait terkenal sebagai seorang yang kritis.
Maruarar Sirait sempat menduduki beberapa jabatan strategis di PDI Perjuangan seperti Wakil Bendahara DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Bendahara DPD PDI Perjuangan Jawa Barat, Ketua Bidang PURA DPD PDI Perjuangan, hingga Ketua DPP PDI Perjuangan.
Pada 2004, Maruarar Sirait maju sebagai calon anggota DPR RI melalui partai bergambar banteng itu.
Maruarar Sirait lolos dan dipercaya menjadi anggota Komisi XI DPR RI Bidang Keuangan, Perencanaan, dan Perbankan hingga 2009.
Pada periode berikutnya, Maruarar Sirait kembali maju sebagai caleg DPR RI.
Maruarar Sirait berhasil lolos ke senayan untuk periode 2009 – 2014 dan 2014 – 2019.
Pada pemilihan legislatif 2019, Maruarar Sirait sempat mengeluarkan pernyataan bahwa ia tidak akan maju sebagai calon anggota legislatif.
Alasannya, PDI Perjuangan perlu kader-kader yang lebih muda untuk regenerasi sementara Maruarar Sirait sudah menjadi anggota DPR selama tiga periode.
Namun pada akhirnya Maruarar Sirait kembali mencalonkan diri untuk daerah pemilihan Jawa Barat III yang meliputi Cianjur dan Bogor.
Sayangnya, Maruarar Sirait gagal lolos ke Senayan.
Suaranya kalah dari caleg satu partai, Rieke Diah Pitaloka.
Meski tidak lolos, Maruarar Sirait mengungkapkan dirinya ikhlas dan tetap legowo.
Selain aktif sebagai anggota legislatif, Maruarar Sirait juga sempat ditunjuk menjadi Steering Committee (SC) Piala Presiden tahun 2016, 2017, dan 2018.
Harta Kekayaan
Dikutip dari laman Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), total harta kekayaan Maruarar Sirait mencapai Rp 85,8 miliar. Kekayaan ini dilaporkan Maruarar Sirait pada 29 April 2020 lalu.
Kekayaan Maruarar Sirait terbesar berasal dari kepemilikan aset berupa tanah dan bangunan senilai Rp 74,47 miliar. Aset tersebut tersebar di banyak tempat mulai dari Tangerang, Bandung, Subang, Tangerang Selatan, Kota Toba Samosir, Jakarta Selatan, Jakarta Utara, hingga Jakarta Pusat.
Harta kekayaan lain milik Maruarar Sirait berupa kepemilikan kas dan setara Kas senilai Rp 19,95 miliar. Selain itu, Maruarar Sirait juga tercatat memiliki kekayaan dari aset berupa surat berharga mencapai Rp11 miliar.
Maruarar juga memiliki alat transportasi dan mesin senilai Rp1,15 miliar yang mencakup:
- Mobil Fotton Ambulance Tahun 2012 senilai Rp94,5 juta
- Mobil Toyota Alphard Tahun 2017 senilai Rp713,77 juta
- Mobil Toyota Fortuner Tahun 2017 senilai Rp344 juta
Selain itu, Maruarar mencatat harta bergerak lainnya senilai Rp7,42 miliar dan harta lainnya sebesar Rp 5.505.790.252.
Andai tak punya utang sebesar Rp33,7 miliar, harta kekayaan Ara akan mencapai Rp 119,5 miliar.
Kabar Terbaru
Maruarar Sirait Hibahkan Tanahnya untuk Bangun Rumah Sederhana Padahal Baru Sehari Jadi Menteri
Baru sehari jadi Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait langsung menjadi buah bibir publik.
Ini terjadi setelah ia menyerahkan tanahnya seluas 2 hektare untuk dibangun rumah sederhana bagi masyarakat.
Apa yang dilakukan Maruarar Sirait itu merupakan bagian dari upaya mewujudkan program 3 juta rumah sederhana yang sudah dicanangkan Presiden Prabowo Subianto untuk rakyat yang terkategori kurang mampu.
Maruarar Sirait mengatakan bahwa pada lahan yang diserahkannya tersebut, owner Agung Sedayu Grup Sugianto Kusuma alias Aguan akan melaksanakan groundbreaking (peletakkan batu pertama) dalam waktu dekat ini, seperti dilansir dari Pos Kupang.
Ara mengungkapkan, pembangunannya rumah sederhana tersebut akan dilaksanakan di Tangerang, Banten pada November nanti.
"10 November groundbreaking di Tangerang, tanahnya dari perusahaan kami, yang bangun perusahaan lain, Agung Sedayu," ujar Ara di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Senin 28 Oktober 2024.
Dia memastikan, rumah yang dibangun tersebut akan digunakan untuk masyarakat. “Jadi rumah itu buat rakyat. Mau disewakan atau dijual? Enggak. Mau dikasih aja," lanjutnya lagi.
Sebelumnya, Ara pun mengatakan akan menyumbangkan 2 hektar tanah miliknya untuk mendukung realisasi program 3 juta rumah.
Hal ini disampaikannya ketika melakukan kunjungan kerja ke Rumah Susun (Rusun) Pasar Rumput di Jakarta, Minggu 27 Oktober 2024.
"Dua hektar minimal," ujar Ara singkat.
Langkah tersebut diharapkan bisa menjadi contoh untuk masyarakat lain agar tertarik melakukan hal serupa.
Pasalnya, Ara berkali-kali menegaskan bahwa program 3 juta rumah dilakukan dengan konsep gotong royong.
Artinya, pemerintah dengan senang hati menampung inisiatif baik masyarakat yang mau menghibahkan tanahnya untuk dibangun rumah rakyat.
Melihat program pemerintah yang positif itu, PT Ciputra Development Tbk menyatakan kesiapannya untuk mendukung program tiga juta rumah.
Hal ini disampaikan oleh Managing Director Ciputra Group Budiarsa Sastrawinata saat ditemui di Kantor Kementerian Pekerjaan Umum (PU), Jakarta, Senin 28 Oktober 2024.
Budiarasa mengatakan, target membangun 3 juta merupakan program yang bagus mengingat kebutuhan perumahan Indonesia sangat besar.
"Program pemerintah ini akan sangat baik buat masyarakat," ujarnya kepada Kompas.com.
Kesiapan Ciputra Group ini menanggapi ajakan Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait untuk menyumbangkan lahannya guna mendukung program 3 juta rumah.
Terkait hal ini, Budiarsa mengaku baru pertama kali mendapatkan informasi mengenai imbauan hibah tanah untuk pembangunan rumah rakyat.
Namun demikian, dirinya menyatakan siap apabila diminta pemerintah untuk menyumbangkan tanah.
"Kita lihat programnya, (ke depannya) siap," tegasnya.
Sebagai informasi, program 3 juta rumah akan dilaksanakan di perkotaan dan perdesaan.
Rinciannya, sebanyak 2 juta rumah dibangun di perdesaan dan 1 juta sisanya di perkotaan dengan bentuk hunian vertikal.
Ketua Satgas Perumahan, Hashim Djojohadikusumo mengonfirmasi, program pembangunan 3 juta rumah yang akan dijalankan pada era kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto merupakan target annual atau tahunan.
“Ternyata setelah dipelajari bukan 3 juta (rumah) per periode. Kita mau bikin 3 juta setahun, jadi 5 tahun total 15 juta,” kata Hashim dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin 28 Oktober 2024.
Hashim menilai, program 3 juta rumah tersebut dapat mengatasi isu backlog atau kondisi kesenjangan antara jumlah rumah yang terbangun dengan jumlah rumah yang dibutuhkan masyarakat.
Selain itu program ini memberikan akses perumahan murah bagi masyarakat dan menggerakan ekonomi.
Namun, sambung Hashim, yang perlu dipikirkan adalah funding pendanaan.
Saat ini ada beberapa perusahaan yang berpotensi terlibat dalam program ini.
Mereka adalah Agung Podomoro Land, Agung Sedayu Group, Alam Sutera Realty, Ciputra Development, Lippo, Pakuwon Jati, Paramount, Sinar Mas, Summarecon Agung, dan Bumi Benowo Sukses Sejahtera (BBSS).
BBSS merupakan anak perusahaan dari Agung Alam Anugrah (AAA) Group yang bergerak di pergudangan dan ruko.
Sejak pelantikan Prabowo, harga sahamnya melonjak dari Rp 71 menjadi Rp 240 per lembar.
Sebagai perusahaan properti, BBSS menyatakan kesiapannya untuk menyuplai lebih dari 60 persen terhadap total 1 juta kuota hunian vertikal di wilayah perkotaan.
Hingga kini, BBSS memiliki total lahan hampir 200 hektar di berbagai kota, dengan berbagai macam proyek properti mulai dari pergudangan, residensial, komersial (ruko) hingga apartemen. Bahkan perusahaan ini masih memiliki lahan seluas 15 hektar di Jakarta.
(Tribunnews.com/Ika Wahyuningsih)
Baca berita terkait di sini