Tanah 1000 m⊃2;: Rp2.925.000.000 (warisan)
Tanah 325 m⊃2;: Rp950.625.000 (hasil sendiri)
Tanah 200 m⊃2;: Rp585.000.000 (hasil sendiri)
Tanah 245 m⊃2;: Rp716.625.000 (hasil sendiri)
Tanah 500 m⊃2;: Rp1.462.500.000 (hasil sendiri)
Tanah dan bangunan 800 m⊃2;/600 m⊃2; di Minahasa Selatan: Rp1.500.000.000 (warisan)
Tanah 3890 m⊃2; di Bogor: Rp2.388.460.000 (warisan)
Tanah 150 m⊃2; di Bogor: Rp438.750.000 (hasil sendiri)
2. Alat Transportasi dan Mesin: Rp209.000.000
– Mobil Hyundai Stargazer 2023: Rp209.000.000 (hasil sendiri)
3. Harta Bergerak Lainnya: Rp1.000.000.000
4. Surat Berharga: Rp2.000.650.000
5. Kas dan Setara Kas: Rp168.700.000
6. Harta Lainnya: Rp300.000.000
Jumlah total harta ini menyisakan nilai bersih Rp6.710.422.500 setelah memperhitungkan utang sebesar Rp13.766.000.000.
Benny Mamoto dan Kasus Ferdy Sambo
Sosok Benny Mamoto sempat menjadi buah bibir dalam kasus Ferdy Sambo.
Dilansir Kompas, Benny Mamoto mengutarakan soal kasus kematian Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J viral di media sosial Twitter.
Dalam potongan video yang diunggah seorang warganet dari tayangan Kompas TV, Benny menyebutkan bahwa tidak ada yang janggal di kasus penembakan Brigadir J.
Saat itu, Benny mengaku sudah turun langsung mendengarkan keterangan dari tim penyidik di Polres Jakarta Selatan terkait ini.
Dari hasil penelusurannya, kasus ini disebut Benny memang berawal dari pelecehan seksual yang dilakukan Brigadir J terhadap PC, istri Ferdy Sambo, di kediaman Sambo di Duren Tiga, Jakarta Selatan, Jumat (8/7/2022).
Saat itu, kata Benny, Brigadir J masuk ke kamar PC hingga membuatnya berteriak.
Richard Eliezer atau Bharada E yang juga berada di rumah tersebut mendengar teriakan PC dari lantai 2. Dia hendak turun untuk mengecek, namun disambut todongan senjata Brigadir J.
Kronologi ini sama dengan yang disampaikan pihak kepolisian pada awal terungkapnya kasus ini.
Benny juga sempat menjelaskan bahwa 7 peluru Brigadir J meleset karena sedang dalam kondisi panik.
Sementara, 5 bidikan Bharada E seluruhnya mengenai tubuh Brigadir J karena berada di tangga yang posisi lebih tinggi.
Benny juga mengatakan bahwa tidak ada luka sayatan di tubuh Brigadir J, yang ada hanya luka bekas terserempet peluru.
Dia pun membantah bahwa jari Brigadir J putus, melainkan "hanya" terluka. Lalu, terkait kabar yang menyebutkan luka-luka lebam di tubuh Brigadir J, Benny kala itu memastikan, tidak ada aksi pemukulan sebelum kematian Yosua.
Sementara, terkait kasus yang baru diungkap 3 hari pascakejadian atau Senin (11/7/2022), Benny senada dengan polisi yang berdalih bahwa pada tanggal 9 dan 10 Juli umat Islam tengah merayakan Idul Adha.
Oleh karenanya, kala itu dia menyebutkan, tak ada kejanggalan dalam kasus ini.
Pernyataan Benny itu disampaikan di awal terungkapnya kematian Yosua.
Namun, warganet tetap mengkritik Benny mengingat pernyataannya tak sejalan dengan fakta terkini kasus tersebut.
Benny pun telah angkat bicara terkait pernyataan kontroversialnya.
Namun begitu, publik tetap ramai-ramai mengkritiknya. Atas pernyataan Benny itu, Kompolnas bahkan dianggap sekadar juru bicara polisi.
(Tribunnews.com/Ika Wahyuningsih)