Sehingga, Nikson yang saat itu bertugas menjaga rumah dan ibunya.
“Jadi ada Nikson, ada di rumah sama ibunya," ucapnya.
Sementara itu, Kapolres Bogor, AKBP Rio Wahyu Anggoro, mengatakan tidak ditemukan indikasi gangguan kejiwaan pada Aipda Nikson.
Sebelumnya, kerabat pelaku menduga Aipda Nikson mengalami gangguan kejiwaan.
Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya obat-obatan seperti soroquin dan divalproex di lokasi kejadian.
Pelaku juga sempat dibawa ke RS Polri Kramatjati menggunakan ambulans karena dianggap membahayakan.
"Kami tidak melihat itu (adanya gangguan jiwa), kami akan laksanakan dulu tugas, nanti selesaikan itu secara baik, dan kami akan proses ini secara transparan," kata Rio kepada wartawan, Selasa (3/12/2024) dikutip dari kompas.com.
Aipda NIkson Pangaribuan diketahui menghantam kepala ibunya menggunakan tabung gas ukuran 3 kilogram hingga tewas.
Peristiwa terjadi pada Minggu (1/12/2024) malam saat keduanya berada di dalam warung yang merupakan mata pencaharian orang tuanya.
Seorang warga sekitar, Junaedi mengaku sempat mendengar adanya teriakan minta tolong dari seberang jalan.
Ketika ia mencari sumber suara tersebut, rupanya teriakan meminta tolong itu berasal dari warung berwarna kuning dengan rolling door hijau.
"Saya ngedengernya pas tolong, tolong, tolong, terus saya lari keluar, sopirnya (kendaraan pengangkut gas) lari ke sana satu, ke sana satu," ujarnya kepada wartawan.
Ketika melihat ada yang tidak beres, Junaedi pun memberanikan diri untuk mendekat ke sumber suara di seberang jalan.
Namun, ia sangat terkejut ketika melihat korban sudah tergeletak di lantai dan tak berani untuk lebih dekat lagi.