Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) baru saja merampungkan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) untuk membahas Muktamar.
Di mana, Muktamar diagendakan bakal berlangsung pada April 2025, dengan agenda menentukan kepemimpinan baru Partai berlambang Kakbah ini.
Wakil Ketua Umum Gerakan Pemuda Ka'bah (GPK) PPP, Anjas Asmara menegaskan untuk kedepannya jangan memilih orang yang telah gagal mengantarkan PPP ke Senayan.
Sehingga, PPP tidak mempunyai keterwakilan di DPR RI hasil Pemilu 2024.
"Masa depan PPP harus diselamatkan oleh kita semua kader dan fungsionaris PPP," ujar Anjas kepada wartawan, Selasa (17/12/2024).
Dia mengatakan, untuk menyelamatkan PPP melalui forum resmi Muktamar agar segera dipercepat.
Hal itu agar ada kepastian secara politik dan mempunyai ketua umum definitif, serta mamajukan PPP lebih baik lagi.
"Banyak figur dan tokoh elite politik PPP yang mampu membawa kearah perbaikan PPP supaya di Pemilu yang akan datang PPP mempunyai fraksi di DPR RI," kata dia.
Anjas pun menilai, bahwa kegagalan PPP di Pemilu 2024 banyak faktor, salah satunya peran kepemimpinan yang lemah. Sehingga PPP tidak mempunyai keterwakilan di Senayan.
"Ini sejarah politik PPP sebagai peserta Pemilu yang buram bagi partai berlambang ka'bah di Pemilu 2024 gagal total, oleh karena itu harus ada perubahan. Di Muktamar harus memilih calon ketua umum yang mampu membesarkan PPP," jelas Anjas.
Seiring tema ‘Transformasi PPP untuk Indonesia’ yang menjadi tajuk Mukernas akhir pekan lalu, PPP juga harus membuka diri terhadap masuknya putra-putri terbaik bangsa dari luar untuk menjadi Ketua Umum.
Anjas juga menilai, evaluasi untuk kebaikan partai hanya bisa terjadi jika para elite DPP PPP menekan egoismenya untuk terus berkuasa dan terus berorientasi ke dalam (inward looking).
Apalagi, dia menyoroti soal nada penolakan masuknya orang luar yang disampaikan Plt Ketum dalam sambutan penutupan Mukernas, menunjukkan tak luas secara orientasi berpartai.
"Pikiran-pikiran begini lah yang harus dibuang jauh jika PPP ingin besar kembali,” pungkas Anjas.