TRIBUNNEWS.COM - Kanit Tindak Pidana Tertentu (Tipiter) Reskrim Polres Gowa, Ipda Ilham mengungkapkan bahan pembuatan miliaran uang palsu di Kampus UIN Alauddin Makassar tidak ada di Indonesia.
Ipda Ilham menyebut bahan produksi uang palsu seperti kertas dan tinta dibeli dari China.
Hal tersebut diungkapkannya dalam rilis polisi di Mapolres Gowa, Kamis (19/12/2024).
Dalam rilis tersebut, polisi pun memamerkan berbagai barang bukti yang telah disita dalam kasus uang palsu di UIN Alauddin Makassar ini.
Di antaranya ada barang bukti puluhan rim kertas, tinta, serta mesin canggih pembuat uang palsu yang tidak terdeteksi X-ray.
Ipda Ilham menuturkan, polisi telah mengamankan sebanyak 40 rim kertas untuk bahan produksi uang palsu.
Satu rim kertas ini, diperkirakan mampu mencetak uang palsu senilai Rp 1,2 miliar.
"Kertas dan tintanya dari China dan tidak ada di Indonesia. Yang kami amankan hampir 40 rim kertas," kata Ipda Ilham dilansir Kompas.com, Kamis (19/12/2024).
2 Pegawai Bank Terlibat Skandal Pabrik Uang Palsu Miliaran Rupiah di Makassar
Polda Sulawesi Selatan (Sulsel) dan Polres Gowa menggelar konferensi pers soal pengungkapan kasus terbongkarnya pabrik uang palsu Sulsel.
Konferensi pers berlangsung di Polres Gowa, Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulawesi Selatan, Kamis (19/12/2024).
Baca juga: Cara Andi Ibrahim Selundupkan Mesin Cetak Uang Palsu ke Kampus: Pakai Forklift, Dilakukan Malam Hari
Dihadiri Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawa dan Kapolres Gowa, AKBP Reonald Simanjuntak, serta pimpinan Bank Indonesia (BI) cabang Sulsel.
Dalam press release itu diperlihatkan barang bukti sindikat uang palsu.
Sejumlah barang bukti sindikat uang palsu jaringan UIN Alauddin Makassar ini ditampilkan pada konferensi pers.
Termasuk pengungkapan 17 tersangka.
Di mana dua di antara 17 tersangka oknum pegawai bank BUMN yakni Inisial IR (37 tahun) dan AK (50 tahun).
"Mereka masuk dalam peran dalam transaksi jual beli uang palsu."
"Pelaku menggunakan, dia menjual dan dia juga membeli uang palsu," kata AKBP Reonald Simanjuntak.
"Transaksi mereka di luar dari bank mereka bekerja dan ini tindakan individu," ujar Kapolres Gowa.
AKBP Reonald mengatakan saat ini pihaknya terus menangani kasus uang palsu ini.
Menurutnya, pengungkapan uang palsu ini sudah dimulai sejak awal Desember 2024.
"Benar, saat ini sudah ditingkatkan ke penyidikan. Kami mohon waktu, ini masih kami kembangkan lagi," katanya.
Baca juga: Tabiat ASN Sulbar Tersangka Uang Palsu UIN Makassar Terungkap: Kerap Bolos Kerja, Bakal Dipecat
Miliar Uang Palsu Sudah Beredar
Pabrik uang palsu ini dicetak di Perpustakaan Syekh Yusuf, Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Sulsel.
Polisi mengungkap total uang palsu yang dicetak di perpustakaan ini berkisar Rp 2 miliar.
Selebihnya, Rp 446 juta berhasil disita dari Kampus II UIN, lokasi yang diduga sebagai tempat percetakan.
Berdasarkan informasi dihimpun dari pihak kepolisian, yang baru terungkap sejauh ini, sebagian uang itu telah disebarkan ke beberapa daerah di Sulsel, di antaranya Kabupaten Gowa dan Kabupaten Wajo, serta di Sulawesi Barat (Sulbar) yakni Kabupaten Mamuju.
Diberitakan sebelumnya, awal mula kasus ini terungkap saat salah seorang pelaku ditangkap di wilayah Kecamatan Pallangga.
Baca juga: Canggihnya Andi Ibrahim Cetak Uang Palsu, Bayar Orang Rp3 Juta Bikin Benang Pengaman
Kapolres Gowa AKBP Reonald Simanjuntak mengatakan pelaku bertransaksi dengan uang palsu sebesar Rp 500 ribu emisi terbaru.
"Awalnya di Pallangga. itu yang Rp 500 ribu transaksi dengan menggunakan uang palsu," kata AKBP Reonald Simanjuntak, di Mapolres Gowa Jl Syamsuddin Tunru, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel, Senin (16/12/2024) malam.
Dari penangkapan pelaku itu, polisi melakukan serangkaian penyelidikan dan pengembangan.
Alhasil, polisi mengungkap sejumlah barang bukti di Kampus II UIN Alauddin Makassar, Jl HM Yasin Limpo, Kecamatan Somba Opu, Gowa, Sulsel.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Hasanudin Aco)(Kompas.com/Abdul Haq)