Erick Thohir menuturkan bahwa dinamika dalam timnas menjadi perhatian khusus dalam setiap evaluasi.
"Kita melihat perlunya ada pimpinan yang bisa lebih menerapkan strategi yang disepakati oleh para pemain."
"Komunikasi yang lebih baik dan tentu implementasi program lebih baik secara menyeluruh ke Timnas," jelas Erick Thohir.
Dalam kesempatan yang berbeda, Erick Thohir juga menjelaskan bahwa pemecatan seorang pelatih adalah yang biasa terjadi di negara-negara lain.
Terlebih, bagi negara-negara yang tengah berjuang lolos ke Piala Dunia.
“Saya rasa hal yang biasa, memang untuk posisi kualifikasi Piala Dunia ini banyak negara-negara mengganti pelatihnya, tinggal dihitung risikonya,” kata Erick Thohir dalam konferensi pers di Menara Danareksa, Jakarta, Senin.
Erick Thohir juga menjelaskan pemecatan Shi Tae-yong tidak terjadi begitu saja.
PSSI sudah mengevaluasi kinerja Shin Tae-yong, bahkan sebelum Skuad Garuda ditumbangkan China.
Kala itu, Erick Thohir menilai pemecatan masih belum tepat karena jarak yang mepet dengan dua laga selanjutnya, kontra Jepang dan Arab Saudi.
Barulah setelah melalui rapat Exco, PSSI pun memutuskan untuk memecat Shin Tae-yong per awal Januari ini.
Jeda dua bulan setengah dinilai jadi waktu yang cukup bagi pelatih anyar nanti untuk melakukan persiapan menuju laga selanjutnya kontra Australia dan Bahrain pada 20 & 25 Maret 2025.
Menurut Erick Thohir, setiap keputusan pasti ada resikonya.
Hanya saja, perhitungan resiko ini yang harus dipertimbangkan.
“Makanya saya ceritakan, sebelum pertandingan di China itu sudah terjadi dinamika yang cukup tinggi. Kalau kita hitung-hitung, jika dilakukan saat itu, jarak ke pertandingan berikutnya cukup singkat, makanya hari ini yang terbaik."