News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Hasto Kristiyanto dan Kasusnya

Reaksi Jokowi Jadi Sasaran hingga Dilaporkan ke KPK, Dibalas Effendi Simbolon: Emang Siapa Hasto?

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan bekas kader PDI Perjuangan Effendi Simbolon dan Presiden RI ke 7 Joko Widodo.

Hal ini terjadi kata Effendi, saat dirinya masih menjadi kader DPP PDIP.

"Saya sampaikan juga ke mas Hasto begitu 'mas setahu saya pak Jokowi itu yang ikut menjaga anda loh', (dijawab Hasto) 'ooh enggak ini', ya silakan saja," kata dia.

Meski begitu, dirinya menyatakan urusan setelahnya diserahkan kepada Hasto.

Meski demikian, Effendi meminta kepada jajaran elite PDIP untuk bisa turut bertanggungjawab atas perkara yang melibatkan Hasto.

"Tapi ini gak hanya sebatas seorang Hasto saya kira ini harus pertanggungjawaban nya dari Ketua Umum nya dong," kata dia.

"Ketua umumnya yang harus bertanggung jawab, ya meletakan jabatan kan ksatria juga, dan akan dikenang oleh seluruh rakyat Indonesia," tandas Effendi.

Saat disinggung soal bentuk bertanggungjawaban yang dimaksud, Effendi menyatakan, Megawati sebagai Ketua Umum sejatinya mundur dari jabatan.

Lantaran menurut dia, persoalan yang menimpa Hasto Kristiyanto merupakan permasalahan hukum yang serius.

"Dia harus mengundurkan diri, sebagai bentuk pertanggungjawaban atas, ini kan masalah serius masalah hukum, bukan masalah sebatas etika yang digembar-gemborkan ini hukum,

Tak hanya itu, menurut Effendi, saat ini sudah saatnya PDI-P melakukan pembaharuan posisi strategis di pucuk pimpinan yang tidak hanya mengganti sosok sekretaris jenderal.

Apalagi kata mantan anggota Komisi I DPR RI 2019-2024 itu, perkara yang menjerat Hasto merupakan hal yang fatal.

"Ya, harus diperbaharui ya semuanya mungkin sampai ke Ketua Umumnya juga harus diperbaharui bukan hanya level sekjen ya, sudah waktunya lah sudah waktunya pembaharuan yang total ya, karena ini kan fatal ini," kata dia.

"Harusnya semua kepemimpinan juga harus mengundurkan diri, kan partai itu kan bukan milik perorangan partai itu kan diatur oleh UU parpol jadi harus dipertanggungjawabkan kepada publiknya juga harus tinggi," sambung Effendi.

Secara pribadi, Effendi mengaku prihatin dan sedih dengan apa yang terjadi di kubu partai banteng.

"Gimana ya, gak ada tanggapan turut prihatin saja," kata Effendi.

Lebih lanjut, Effendi mengatakan, apa yang tengah dialami oleh PDI-P ini merupakan suatu petaka yang besar.

Pasalnya, selama dirinya menghuni sebagai kader di partai pimpinan Megawati Soekarnoputri tersebut, tidak pernah ada perkara yang melibatkan sosok dengan jabatan tinggi.

"Ya itu kan dengan sendirinya, turut prihatin, ini petaka yang sangat besar ya buat partai yang lama saya ikut di sana ya, belum pernah ada setinggi ini posisinya," kata dia.

Effendi Simbolon bahkan menyebut PDIP sebagai partai yang memalukan. 

Menurutnya partai berlambang banteng tersebut kerap melontarkan caci maki terhadap Jokowi.

"Di satu sisi caci maki terus Pak Jokowi, o ini ya ya memalukan partai itu, masa partai kerjanya caci maki sih," kata Effendi.

"Tapi ketika ada persoalan hukum, nggak usah dicari-cari lagi pembelaannya," sambungnya.

Menurut Effendi tidak ada urusan bila Hasto sibuk lantas meminta KPK menunda pemanggilan.

"Ya gak ada lah urusannya, emang siapa Hasto? Nggak ada lah malah sudah bagus tidak langsung ditahan. Saya kira harus proven lah harus ya, saya kan cukup lama juga di partai itu, sedih lah prihatin," kata Effendi.

Hasto Kristiyanto sebelumnya telah ditetapkan sebagai tersangka dalam dua kasus yang melibatkan mantan calon legislatif PDIP, Harun Masiku.

Kasus pertama adalah dugaan suap terkait penetapan pergantian antarwaktu (PAW) anggota DPR periode 2019–2024. 

Baca juga: Effendi Simbolon Prihatin Hasto jadi Tersangka KPK: Petaka Sangat Besar untuk Partai Lama Saya

Kasus kedua adalah dugaan perintangan penyidikan atau obstruction of justice yang dilakukan Hasto dalam penanganan kasus Harun Masiku. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini