TRIBUNNEWS.COM - Dalam beberapa hari ini, dunia maya dihebohkan dengan runtuhnya pasar mata uang kripto dan cerita para investor yang mengalami kerugian. Tak tanggung-tanggung, kerugiannya hampir 100 % . Fenomena ini disebut 'cryptocrash'.
Jumat (13/05) pagi, Denis memantau investasinya di token Terra Luna (LUNA), salah satu mata uang kripto yang mengalami penurunan paling parah. Dia mengaku kerugiannya sudah menembus angka 99,99 % .
"Terakhir cek, rugi 97 % dalam sehari. Hari ini sudah rugi 99,99 % ," kata Denis kepada BBC News Indonesia. Dia meminta namanya disamarkan.
Baca juga: Kata Trader Kripto soal Harga UST dan LUNA yang Tidak Stabil
Meski mengalami kerugian besar, Denis mengaku tidak ambil pusing karena jumlah uang yang dia investasikan pada LUNA tidak besar. Uang yang dia gunakan pun merupakan uang dingin, artinya bukan uang yang dia gunakan untuk kebutuhan apapun.
Di Twitter, beberapa orang juga menceritakan kerugiannya atau orang terdekatnya. Jumlahnya beragam, ada yang rugi Rp6 juta, Rp100 juta, bahkan sampai miliaran rupiah. Namun, BBC Indonesia belum bisa memverifikasi informasi tersebut.
Tidak hanya Indonesia, semua investor LUNA di berbagai negara juga mengalami hal yang sama. Di forum komunitas Reddit, beberapa orang menyinggung soal bunuh diri terkait kerugian investasi LUNA.
Bahkan sempat beredar kabar ada delapan kasus bunuh diri terkait kejatuhan nilai koin kripto tersebut. Namun, itu diklaim sebagai informasi palsu karena tidak memiliki data yang valid.
Baca juga: Nilainya Terjun Bebas, Begini Serba-serbi Kripto Terra dan Luna di Kalangan Investor
Tidak ada kepastian
Peneliti dari Institute for Development of Economis and Finance (INDEF) Nailul Huda mengatakan kepanikan yang terjadi saat ini bukanlah sesuatu yang berlebihan. Dia menilai kepanikan sebagai hal dan wajar dan turut prihatin dengan investor yang harus merugi.
Kepala pusat Inovasi dan Ekonomi Digital INDEF itu mengatakan sebagian besar pasar kripto memang "tidak ada kepastian" dan harganya "sangat fluktuatif".
"Aset kripto ini risikonya sangat tinggi. Tidak bisa diprediksi secara tepat," kata Nailul Huda kepada BBC News Indonesia, Jumat (13/05). Apalagi perubahan harga pada aset-aset kripto, kata Huda, bisa sangat drastis, hanya dalam hitungan jam saja.
Mengapa terjadi 'cryptocrash' dan seberapa tidak pastinya pasar kripto?
Jatuhnya harga aset-aset kripto disebabkan oleh sentimen negatif pasar keuangan global, terutama kenaikan inflasi di AS. Pada Maret 2022, inflasi AS mencapai 8,5 % , level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.